Jumat 15 Jan 2021 14:31 WIB

Rintih Suara Warga dari Balik Reruntuhan Gempa Mamuju

Gempa Mamuju bahkan merusakkan bangunan rumah sakit yang berlantai lima.

 Gambar selebaran yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Indonesia (BASARNAS) menunjukkan penyelamat mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah gempa berkekuatan 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, 15 Januari 2021. Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.
Foto: EPA-EFE/BASARNAS
Gambar selebaran yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Indonesia (BASARNAS) menunjukkan penyelamat mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah gempa berkekuatan 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, 15 Januari 2021. Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Amri Amrullah, Inas Widyanuratikah, Idealisa Masyrafina

Rentetan gempa berskala 6,2 skala Richter telah mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju di Sulewasi Barat. Dari Mamuju, dilaporkan masih ada warga yang tertimpa reruntuhan karena upaya evakuasi belum dapat dilakukan.

Baca Juga

Sejumlah bangunan di Kabupaten Mamuju ambruk akibat gempa Jumat (15/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WITA. Sejumlah bangunan tersebut, di antaranya, Maleo Town Square, toko, minimarket, dan Rumah Sakit Mitra Manakarra yang ambruk akibat diguncang gempa. Termasuk, gedung fasilitas pemerintah, yakni bagian depan Kantor Gubernur Sulbar.

Dua orang petugas keamanan dilaporkan tertimbun reruntuhan bagian depan kantor Gubernur Sulbar tersebut. "Saat terjadi gempa, empat petugas keamanan sedang berjaga. Dua orang berhasil selamat, yakni Burhanuddin dan Aswan setelah berlari ke arah bagian dalam gedung, sementara Rahman dan Muhammad Isra yang berlari ke arah pintu depan, tertimpa bangunan yang ambruk," kata Sumarlin, salah seorang petugas keamanan Kantor Gubernur Sulbar.

Salah satu petugas keamanan yang tertimbun reruntuhan masih terdengar merintih dan meminta tolong. Namun, kondisi puing-puing reruntuhan gedung yang masih rawan bergerak membuat upaya evakuasi tidak bisa dilakukan.

"Ini harus menggunakan berat sebab kondisi reruntuhan masih rawan ambruk. Saya minta, siapapun yang memiliki akses untuk mengupayakan alat berat, tolong bantuannya. Kita harus segera menyelamatkan kedua petugas keamanan yang terjebak," kata Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris, saat melihat langsung kondisi bagian depan Kantor Gubernur yang ambruk.

Sekitar pukul 10.30 WITA, dua eskavator baru terlihat tiba di lokasi reruntuhan bagian depan Kantor Gubernur Sulbar.

Sementara itu, upaya evakuasi juga terlihat dilakukan tim gabungan di lokasi runtuhnya Gedung Rumah Sakit Mitra Manakarra. Belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban yang terjebak di reruntuhan gedung rumah sakit berlantai lima tersebut.

Selain merusak sejumlah bangunan, gempa juga menyebabkan jaringan listrik dan telekomunikasi terputus. Sejumlah jalan di Kota Mamuju juga mengalami kerusakan parah.

"Sampai saat ini, teman-teman masih mendata jumlah bangunan yang ambruk dan korban jiwa akibat gempa," kata salah seorang anggota BPBD Kabupaten Mamuju.

Bantuan alat berat dibutuhkan untuk mengeluarkan warga yang terjebak reruntuhan bangunan. "Astagfirullah, ada perawat terjebak dalam reruntuhan bangunan Rumah Sakit Mitra Manakarra yang roboh, tolong semua pihak seluruh negeri bantu lakukan evakuasi," kata anggota DPR-RI dari Provinsi Sulbar, Suhardi Duka di Mamuju.

Suhardi Duka yang juga mantan Bupati Mamuju dua periode mengatakan gempa di Mamuju telah membuat bangunan rumah sakit swasta Mitra Manakarra yang berlantai lima, terletak di Jalan Pontingku kota Mamuju, ambruk dan hancur.

Ia berharap bantuan dari seluruh pihak dan pemerintah pusat untuk Sulbar dapat mengevakuasi korban yang terjebak dan melakukan evakuasi dalam reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa.

Pascagempa, warga Mamuju mulai kesulitan air dan makanan. "Kami butuh air dan makanan karena semua pusat perbelanjaan di kota Mamuju tutup dan ada yang roboh, Pemerintah Pusat harus membantu masyarakat Sulbar," ucap Indrawati, warga Mamuju.

Ia mengatakan, warga telah berada di pengungsian. Mereka mendirikan tenda darurat dan belum mau kembali ke rumah, karena khawatir gempa susulan.

"Warga belum mau pulang karena selain rumahnya hancur gempa susulan masih terus terjadi, yang jelas kami butuh air dan makanan di pengungsian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement