REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Orang tua Ihsan Adhlan Hakim, salah seorang penumpang yang menjadi korban musibah pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulaun Seribu, Sabtu (9/1), menerima santun dari pihak Jasa Raharja Cabang Kalimantan Barat (Kalbar) pada Jumat (15/1).
Satunan itu diterima langsung oleh M Nasir yang merupakan bapak korban yang tinggal di Jalan A Rahman, Gang Ikrar, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalbar. Hadir dalam penyerahan itu, Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono dan manajemen Sriwijaya Air.
Kepala Cabang Jasa Raharja Kalbar, Regy S Wijaya, menuturkan, pihaknya menyerahkan santunan kecelakaan atas nama ananda Ihsan Adhlan Hakim kepada ayahnya sebagai ahli waris dengan besaran santunan Rp 50 juta.
"Dan penyerahan secara simbolis itu langsung dilakukan di rumah orang tua korban di Pontianak dan disaksikan oleh Wali Kota Pontianak, Distrik Manager Sriwijaya Air, dan pihak terkait lainnya," kata Regy di Kota Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, Jasa Raharja merupakan perusahaan yang ditunjuk oleh negara dalam memberikan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas darat, udara dan laut termasuk penyeberangan sungai dan danau.
Besaran santunannya ini telah diatur dengan besaran korban kecelakaan udara sebesar Rp 50 juta untuk yang meninggal dan untuk perawatan Rp 25 juta, kemudian tanpa ahli waris biaya penguburan Rp 4 juta, P3K Rp ,1 juta dan untuk biaya ambulan Rp 500 ribu.
"Kami tahu, nilai ini tidak seberapa karena nyawa itu tidak ternilai harganya, namun dengan santunan ini merupakan bukti kehadiran negara. Termasuk pada musibah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, dan ini bentuk kepedulian pemerintah dalam meringankan beban keluarga yang ditinggalkan," kata Regy.
Sementara itu, M Nasir ayah korban sangat mengapresiasi tindakan cepat semua tim penanganan musibah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Boing 737-500. Dia berharap, mudah-mudahan jenazah anaknya dapat segera dikirim ke sini Pontianak dan dapat segera dikebumikan.
"Kami merasa semua pelayanan sangat dipermudahkan baik oleh pihak Sriwijaya Air, Angkasa Pura II Bandara Supadio, Jasa Raharja, Basrnas, TNI, Polri dan pihak terkait lainnya, sehingga anak kami almarhum sudah dapat ditemukan dan dapat diidentivikasi dari sekian banyak korban," kata M Nasir.