Kamis 14 Jan 2021 07:07 WIB

Top 5 News: Jokowi Divaksin, Nussa-Rara Dituding Radikal

Negara dengan Pertumbuhan Muslim Tercepat, Ada Israel

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalani suntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Foto:

2. Reaksi KPAI Ketika Film Nussa Dituduh Radikal dan Intoleran

JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti turut buka suara perihal film animasi Nussa, yang sempat mengalami tudingan memuat konten radikal dan intoleran. Menurut Retno, dalam cuplikan trailer Film Nussa tidak ada hal seperti yang dituduhkan.

Reaksi KPAI Ketika Film Nussa Ditudih Radikal dan Intoleran. Foto: Kartun Islami Nussa dan Rara.

"Kalau melihat trailernya sih tidak ada ucapan atau kata-kata dalam dialog yang mengarah pada mengajarkan radikalisasi maupun anti keberagaman," kata Retno, Selasa (12/1).

Barangkali, ujarnya, isu keberagaman yang dinilai pihak kontra dari segi pakaian pemeran utamanya yang menggunakan gamis dan adiknya yang mengenakan jilbab. Serta teman sekolah dan ibu Nussa yang juga menggunakan kerudung.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Dokter yang Menyuntik Jokowi adalah Habib Marga Al-Jufri

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama di negeri ini yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac buatan Cina. Adapun orang yang menyuntik RI 1 adalah Wakil Ketua Dokter Kepresidenan, Prof Abdul Muthalib.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) divaksin oleh Wakil Ketua Dokter Kepresidenan, Prof Habib Abdul Muthalib Al-Jufri, Muthalib.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut memiliki nama lengkap Habib Abdul Muthalib Al-Jufri. Abdul Muthalib tercatat sebagai anggota Rabithah Alawiyah. Rabithah merupakan ormas Islam yang mencatat nasab WNI keturunan Arab, yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

Saat usai menunaikan tugasnya, Abdul Muthalib berdiskusi dengan Jokowi.

“Bagaimana Pak? Sakit?” tanya Abdul Muthalib setelah menyuntik Jokowi dengan vaksin Sinovac,

Baca berita selengkapnya di sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement