REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya sebagai peserta pertama program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Ia mengapresiasi Professor Abdul Muthalib, dokter kepresidenan yang bertugas menyuntik dirinya tadi pagi.
Jokowi mengaku sempat melihat tangan sang dokter bergetar saat menyuntikkan vaksin. Namun, ia tak mempermasalahkan hal itu.
"Ya ada sedikit rasa takut karena saya juga melihat kan, beliau agak, Profesor Abdul Muthalib agak gemetar sedikit. Jadi, mungkin ini karena juga vaksin pertama kali dan mungkin juga yang disuntik presiden. Apalagi, ini juga disiarkan secara langsung di televisi," ujar Presiden Jokowi, Rabu (13/1).
Seperti diketahui, Professor Abdul Muthalib merupakan seorang ahli penyakit dalam sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran UI. Dia juga menjabat sebagai wakil ketua dokter kepresidenan.
Bicara soal pengalaman dan keahlian, Prof Abdul Muthalib tidak diragukan lagi. "Beliau ini kan dokter yan sudah sangat berpengalaman dan andal. Jadi, waktu disuntik tidak terasa sakit sama sekali," kata presiden.
Saat prosesi vaksinasi tadi pagi, warganet memang sempat ramai membicarakan tangan sang dokter yang terlihat jelas gemetar saat persiapan vaksinasi sampai penyuntikannya. Usai prosesi vaksinasi, Profesor Abdul yang kini berusia 76 tahun pun mengaku bahwa dirinya sempat grogi sesaat sebelum menyuntikkan vaksin kepada Presiden Jokowi.
Bagaimana tidak, ia mengaku, ada rasa deg-degan saat bertugas menyuntik vaksin perdana kepada orang nomor satu di Indonesia. "Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa juga. Tetapi, masalah itu tidak jadi halangan buat saya pada waktu penyuntikannya. Pada waktu penyuntikannya tidak masalah. Tidak gemeteran lagi waktu menyuntikkan. Pertama saja agak gemetar," kata Abdul Muthalib.
Ia menambahkan, Presiden Jokowi juga mengaku tidak merasakan sakit saat disuntik vaksin. Tim dokter juga tidak menemukan adanya pendarahan di bekas luka suntikan. "Tadi berlangsung baik dan lancar. Tidak ada pendarahan," katanya.