REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pembagian bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten tidak direalisasikan dengan sistem transfer atau dikirimkan langsung ke alamat warga secara door to door. Dalam proses penyalurannya, Dinsos Kota Tangsel bekerja sama dengan PT Pos Indonesia memberlakukan jemput bola bagi penerima BST, yakni dengan meminta penerima mengambil bantuan tersebut ke kantor kelurahan atau gedung-gedung sekolah yang disiapkan menjadi lokasi pengambilan BST.
Hal itu rupanya menimbulkan risiko kerumunan, padahal saat ini Tangsel tengah menerapkan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran Covid-19. Di beberapa titik pelaksanaan penyaluran BST, seperti di wilayah Kecamatan Pamulang, Tangsel yang dilakukan pada Ahad (10/1), kerumunan sempat terjadi. Pada Rabu (13/1) di Kecamatan Pondok Aren juga tampak kepadatan warga di titik pembagian BST.
Pembagian BST yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia itu menimbulkan pertanyaan, mengapa prosesnya tidak dilakukan secara transfer dan atau langsung disalurkan ke masing-masing alamat penerima BST. Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel Wahyunoto Lukman mengungkapkan, hal itu lantaran waktu pendistribusiannya terbatas, sementara jumlah penerimanya banyak.
"Masing-masing kelurahan tiga sampai dengan empat titik lokasi penyaluran dengan jumlah penerima yang banyak sampai 90 ribu dan waktu penyaluran yang terbatas, maka tidak dapat dilaksanakan door to door," kata Wahyu kepada Republika, Rabu (13/1).
Terlebih, dia melanjutkan, tidak semua penerima BST memiliki nomor rumah yang jelas sehingga proses penyalurannya menjadi terkendala. "Apalagi, alamat domisili di wilayah lingkungan yang sebagian besar belum memiliki nomor rumah menjadi persoalan serius ketika bansos harus tersalur dalam waktu yang terbatas," kata dia.
Disinggung terkait kerumunan yang terjadi di sejumlah titik penyaluran BST, Wahyu mengungkapkan, Dinsos sudah mengimbau penerima BST untuk datang sesuai undangan yang sudah dibagi per lokasi dengan jadwal kelompok waktu. Kepadatan terjadi karena antusiasme dan ketidaksabaran penerima bantuan yang datang tidak sesuai jadwal yang ditentukan.
Wahyu memastikan, adanya kerumunan atau kepadatan akan dibubarkan oleh petugas penegakan hukum protokol kesehatan penegakan Covid-19 yang ada di lokasi masing-masing. "Hal itu dapat kita pahami tetapi kerumunan tidak akan pernah kita toleransi," kata dia.
Dia mengimbau ke depannya, penerima BST bisa datang ke lokasi penyaluran bantuan dan waktu yang sudah ditentukan. Berdasarkan catatan Dinsos, pembagian BST di wilayah tersebut hingga saat ini telah disalurkan ke lima kecamatan di Tangsel, yakni Setu, Pamulang, Serpong, Serpong Utara, dan Pondok Aren. Tinggal Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur yang akan disalurkan nantinya pada Kamis (14/1) dan Jumat (15/1).
Adapun persentase realisasi penyalurannya sudah mencapai hingga 62 persen atau sebanyak 56 ribu dari jumlah penerima BST di Tangsel sebanyak 90.173 keluarga (KK). "Dari total 90.173 KK sampai dengan hari ini mencapai 62 persen terealisasi," ujar Wahyu.
Dia menargetkan realisasi total penyaluran BST di Tangsel akan ditargetkan selesai pada Jumat (15/1).