Rabu 13 Jan 2021 16:35 WIB

Sleman Masih Perlu Benahi Jalur Evakuasi Merapi

Beberapa jalur evakuasi di sekitar Merapi didapatkan masih butuh dibenahi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga melintas di jalur evakuasi Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (23/11).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga melintas di jalur evakuasi Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Sri Purnomo, melakukan pemantauan terkait Gunung Merapi. Dari pemantauan, didapatkan laporan jalur-jalur evakuasi yang masih perlu dibenahi untuk antisipasi jika aktivitas Merapi terus meningkat.

Info dari Lurah Wonokerto, Kecamatan Turi, salah satunya ada di jalur evakuasi Wonokerto sepanjang satu kilometer. Kemudian, info dari Lurah Purwobinangun, Kecamatan Pakem, perlu pula dibenahi 150 meter jalur evakuasi di daerahnya.

Selain itu, barak pengungsian Wonokerto juga memerlukan tambahan fasilitas MCK. "Akan segera kami benahi melalui Dinas PUPKP agar dapat lancar semuanya ketika dibutuhkan untuk evakuasi," kata Sri, Rabu (13/1).

Pemantauan sendiri dilakukan di Kantor Kelurahan Wonokerto, Pos Pemantauan Tunggularum, Ngandong, Turgo, Ngrangkah dan Pos Kelompok Siaga Merapi (KSM) Kalitengah. Selain infrastruktur, dilakukan untuk mengecek kesiapan petugas.

Sehingga, kata Sri, ketika ada peningkatan status Merapi, proses evakuasi warga dapat berjalan lancar baik secara mandiri maupun oleh Pemkab Sleman, DIY, Jateng. Pemantauan mendapatkan mitigasi yang diterapkan sudah berjalan cukup baik.

Sri menekankan, masyarakat yang ada di radius lebih dari lima kilometer masih melaksanakan kegiatan secara normal. Hal itu sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Hanya, bagi warga rentan yang tinggal dengan jarak kurang dari lima kilometer dari Gunung Merapi sudah diungsikan di barak pengungsian Glagaharjo," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement