REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Asrama Haji Kota Bekasi mulai digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dua pekan lagi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Tugas Asrama Haji, Bekasi Dede Saeful Uyun, Rabu (13/1).
Dede menuturkan, pihaknya terus berbenah untuk mempersiapkan kamar yang akan digunakan sebagai tempat isolasi. "Mereka menginformasikan bahwa dua pekan ke depan sudah terpakai maka kita sekarang sudah berbenah diri," kata Dede saat dihubungi wartawan, Rabu (13/1).
Sedianya, kamar yang akan dipakai ada sebanyak 123 kamar. Jumlah ini terdiri dari 35 kamar di Gedung Mina D serta 70 kamar di Gedung Mina E. Sisanya di Gedung Mina E ada beberapa kamar yang memang plafonnya agak rusak, sehingga tidak memungkinkan untuk dipergunakan.
Maka dari itu, akan diperbaiki sebelum pasien masuk."Sekitar 120-an kamar kalau keseluruhan," jelasnya.
Adapun, perencanaan penggunaan Asrama Haji, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati, menuturkan, penggunaan asrama haji merupakan inisiatif dari Pemprov Jawa Barat. Nantinya, pasien isolasi yang ditampung bukan hanya dari Kota Bekasi saja. Melainkan daerah lain di Jawa Barat yang paling dekat dari Bekasi.
“Artinya mungkin kalau ada kasus dari Karawang atau apa gitu kan yang sekitar Jabar,” ujar dia.
Berdasarkan rapat virtual yang dilakukan tingkat nasional, teknis, beban pembiayaan dan tenaga medis yang ditugaskan akan diatur oleh Pemprov Jabar.
Kendati begitu, Dezy menilai, penggunaan asrama haji di Kota Bekasi kurang lebih akan sama seperti RS Darurat Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi yang difungsikan sebagai tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG) selama tiga bulan terakhir ini.