REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sumarzen Marzuki (63 tahun), ayah dari Fadly Satrianto yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 menyatakan, telah menerima kabar jenazah anaknya telah teridentifikasi.
Sumarzen menyatakan telah mengirimkan perwakilan untuk mengurus persyaratan agar jenazah anaknya bisa segera dibawa dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta dan diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur.
Fadly Satrianto teridentifikasi melalui DNA yang dicocokkan dari DNA ibu dan ayahnya. "Kami sebenarnya diminta ke sana (Jakarta) tapi karena pandemi, kami kirimkan orang kepercayaan yang tak lain adalah keponakan kami sendiri yang ada di sana," ujar Sumarzen saat menggelar konferensi pers di kediamannya, Jalan Tanjung Pinang nomor 72A, Surabaya, Rabu (13/1).
Sumarzen mengatakan, pihak keluarga melalui keponakannya yang ada di Jakarta telah mengajukkan permohonan kepada pihak RS Polri Kramat Jati, agar jenazah Fadly bisa diambil pada Kamis (14/1) pagi, untuk selanjutnya diterbangkan ke Surabaya. Namun demikian, Sumarzen menyerahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit. Mengingat banyaknya persyaratan yang harus dilengkapi sebelum jenazah Fadly diserahkan pihak rumah sakit.
"Tolong doakan mudah-mudahan besok bisa diambil pagi. Tapi itu semua keputusan di sana (RS Polri Kramat Jati). Karena persyaratan kan itu banyak sekali," ujar Sumarzen.
Jika proses pengembalian jenazah Fadly belum bisa dilakukan Kamis (14/1), Sumarzen berharap pengembalian jenazah selambatnya dilakukan pada Jumat (15/1) pagi. Maka dari itu, Sumarzen meminta keponakan yang menjadi perwakilan keluarga untuk melengkapi persyaratan secepatnya.
Sumarzen menyatakan, seluruh biaya pengambilan jenazah, mulai dari penerbangan ke Surabaya hingga proses penguburan ditanggung perusahaan. Perusahaan yang dimakaud adalah Nam Air, salah satu anak perusahaan dari Sriwijaya Air yang menjadi tempat Fadly bekerja.
"Nanti di sana ada prosesi penyerahan dan di Bandara Juanda (Surabaya) juga katanya akan ada prosesi penyambutan. Nanti yang nanggung sampai proses pemakaman dari perusahaan Nam Air," ujar Sumarzen.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (9/1) siang. Sebanyak 62 orang berada dalam pesawat itu terdiri atas 50 penumpang, meliputi 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, serta 12 kru. Salah satunya adalah Fadly Satrianto, yang bersama segenap kru pesawat Nam Air lainnya, menumpang Sriwijaya Air SJ182 menuju Pontianak.