Selasa 12 Jan 2021 17:45 WIB

Mengejar 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer setidaknya sudah disetujui lebih dari 50 negara di dunia.

 Seorang perawat memegang botol vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer.
Foto:

Vaksin Pfizer memang diunggulkan karena banyaknya negara yang sudah mengeluarkan izin penggunaan daruratnya. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Bahrain, Kanada, Saudi Arabia, Meksiko. Lalu, ada Belgia, Kosta Rika, Republik Ceko, Yunani, Hongaria, Israel, Kuwait, Oman, Polandia.

Daftarnya berlanjut dengan Qatar, Saudi Arabia, Serbia, Slovakia, Swiss, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Amerika. Serta, masih ada beberapa lain yang juga memasukkan vaksin Pfizer dalam daftar vaksin Covid-19 untuk warganya. Total, ada sekitar 50 negara di dunia yang sudah memberi lampu hijau bagi vaksin Pfizer.

Di Asia Tenggara, Singapura menjadi negara pertama yang memvaksin tenaga kesehatannya dengan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech. Singapura melakukannya pada 30 Desember 2020.

Setelahnya, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long juga telah menjadi penerima suntikan awal vaksin Pfizer. Lee menyebut, vaksinasi menandai babak baru dalam perjuangan negaranya melawan pandemi.

"Vaksin adalah kunci untuk hidup di dunia (dengan) Covid-19. Tapi, masih perlu waktu sebelum badai ini berlalu," kata Lee.

Singapura adalah negara pertama di Asia yang menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech. Mereka pun telah menandatangani perjanjian pembelian di muka serta membayar panjar lebih awal untuk beberapa kandidat vaksin lainnya, termasuk yang dikembangkan Moderna dan Sinovac. Diperkirakan, akan ada dosis vaksin yang cukup untuk 5,7 juta orang pada kuartal ketiga 2021.

Satu lagi keunggulan vaksin Pfizer, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan izin untuk penggunaan daruratnya. Izin WHO keluar pada 31 Desember 2020.

Keputusan itu membuka jalan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk segera menyetujui impor dan distribusinya. "Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global ke vaksin Covid-19," ujar Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan, dikutip laman France24.

Namun, dia menekankan perlunya upaya global yang lebih besar guna mencapai pasokan vaksin untuk kebutuhan populasi prioritas di mana pun. Daftar Penggunaan darurat WHO membuka pintu bagi negara-negara untuk mempercepat proses persetujuan impor vaksin Pfizer-BioNTech.

Vaksin Pfizer juga diperkirakan efektif melawan varian baru virus corona yang lebih menular yang pertama kali muncul di Inggris. Kepala Strategi dan Direktur Pelaksana BioNTech Ryan Richardson menjelaskan studi pendahuluan menunjukkan bahwa suntikan vaksin diperkirakan efektif melawan varian virus corona.

“Teknologi ini sangat cocok untuk modifikasi cepat,” kata Richardson dilansir The Straits Times, Senin (11/1).

Dalam beberapa minggu, dia mengatakan, perusahaan mampu memproduksi varian vaksin baru yang berpotensi mengatasi strain baru itu. Salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin juga mengatakan bahwa vaksinnya itu dapat dimodifikasi dalam enam minggu.

Mutasi pada virus mengacu pada perubahan acak dalam urutan genetiknya. Perubahan itu dapat diperkenalkan saat virus bereplikasi, mirip dengan bagaimana kesalahan ketik diperkenalkan saat teks disalin dan ditempel.

Vaksin Messenger RNA seperti yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna, melibatkan penyuntikan potongan rangkaian genetik virus ke dalam tubuh untuk memicu respons imun. “Pada prinsipnya, kami dapat langsung mulai merekayasa vaksin yang sepenuhnya meniru mutasi baru ini, kami dapat memberikan vaksin baru dalam enam minggu,” ujar dokter Sahin pada bulan lalu.

Mereka menjamin hal itu ketika negara-negara lain tengah berjuang untuk menahan wabah dari jenis virus corona yang lebih menular, yang muncul di Afrika Selatan dan Inggris. Menurut studi pendahuluan oleh Pfizer dan University of Texas Medical Branch yang diterbitkan di situs pra-cetak bioRxiv, vaksin tersebut tampaknya efektif melawan keduanya virus.

Richardson mengatakan bahwa ada risiko varian baru yang menantang keefektifan vaksin, tetapi hal itu perlu dipantau secara terus menerus. "(Mengadaptasi vaksin) adalah sesuatu yang dalam jangka panjang akan menjadi bagian penting untuk tetap berada di atas Covid-19 dan memastikan bahwa mutasi tidak mengalahkan kita,” kata dia.

photo
Inggris restui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement