REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Co-Pilot Fadly Satrianto merupakan salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Ayah kandung Fadly, Sumarzen Marzuki, kenang pertemuan terakhirnya dengan sang putra.
Sumarzen bercerita sebelum dijadwalkan terbang, Fadly menelepon ibunya. Ia pamit lewat telepon.
"Pagi hari sekitar pukul 7, sebelum kecelakaan terjadi, Fadly pamit ke ibunya melalui telepon. Dia bilang akan menumpang pesawat Sriwijaya Air. Rencananya setelah sampai di Pontianak, dia bersama kru Nam Air yang juga ikut dalam pesawat Sriwijaya Air itu, ada jadwal penerbangan sendiri. Tujuannya ke mana dia tidak bilang," ucap Sumarzen.
Menurut Sumarzen, Fadly terakhir pulang ke rumah di Surabaya sekitar dua minggu yang lalu. "Tapi semenjak menjadi Co-Pilot, dia lebih banyak tinggal di hotel. Di rumah hanya sekadar mampir. Apalagi sebagai Co-Pilot kondisinya harus prima. Kalau tinggal di rumah takutnya bangun kesiangan. Sedangkan pekerjaannya menuntut harus sudah siaga di atas pesawat minimal empat jam sebelum terbang," tuturnya.
Sumarzen mengatakan putranya berusia 28 tahun dan masih bujang. "Usia segitu memang wajar dan sudah waktunya menikah. Cita-cita untuk menikah memang ada. Tapi belum ada rencana menikah dalam waktu dekat," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (11/1).
Fadly Satrianto merupakan bungsu dari tiga saudara, putra pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andriyani. Dia menjalani sekolah penerbangan untuk menggapai cita-cita masa kecilnya menjadi pilot, setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.
Selama tiga tahun terakhir, setelah lulus dari serangkaian sekolah penerbangan, Fadly menjadi Co-Pilot untuk maskapai penerbangan Nam Air, anak perusahaan Sriwijaya Air.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (9/1) siang. Sebanyak 62 orang berada dalam pesawat nahas itu, terdiri dari 50 penumpang, meliputi 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, serta 12 kru. Salah satunya adalah Fadly Satrianto, yang bersama segenap kru pesawat Nam Air lainnya, menumpang Sriwijaya Air SJ-182 menuju Pontianak.