REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai ekspor udang berpotensi memulihkan perekonomian nasional. Ini seiring dengan meningkatnya nilai ekspor yang berdampak positif pada ekonomi setelah dampak dari Covid-19.
LaNyalla optimistis bahwa program pemerintah untuk meningkatkan nilai ekspor udang sebesar 250 persen pada 2024 bisa dicapai. "Udang dapat menjadi salah satu komoditi yang harus kita kembangkan untuk terus meningkatkan ekspor kita," kata LaNyalla dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Melihat peluang yang besar dari ekspor udang, LaNyalla menilai perlunya target pengembangbiakkan udang guna memenuhi permintaan pasar ekspor. Oleh karenanya, produktivitas udang harus terus dipacu.
Sementara itu Ketua Forum Udang Indonesia (FUI) Budhi Wibowo mengatakan optimisme terhadap peningkatan nilai ekspor udang muncul setelah dilakukan berbagai perhitungan terhadap kondisi pertumbuhan udang di Indonesia.
Ia merinci pada 2019 nilai ekspor udang sebesar 1,7 miliar dolar AS dengan harga rata-rata udang sebesar 8,2 dolar AS per kilogram. Dengan target peningkatan nilai ekspor sebesar 250 persen, maka pada 2024 ekspor udang ditargetkan mencapai 4,25 miliar dolar AS atau dibutuhkan target pertumbuhan konstan tahunan sebesar 19,8 persen.
"Untuk mencapai angka yang sangat tinggi ini apa yang bisa dilakukan adalah dua hal yakni peningkatan nilai ekspor udang dan peningkatan produksinya," kata Budhi.
Budhi menyebut bahwa pertumbuhan ekspor udang pada 2020 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga November 2020, ekspor udang sudah mencapai 1,86 miliar dolar AS, sehingga diperkirakan nilai ekspor udang pada 2020 bisa meningkat 20 persen. Menurut dia, hal ini sesuai dengan target pertumbuhan konstan tersebut.