Sabtu 09 Jan 2021 21:18 WIB

Pemerintah Diminta Buka Log Book Sriwijaya Air

Log book bisa jelaskan alasan delay Sriwijaya Air sebelum lepas landas.

Anggota polisi mendirikan tenda posko di Dermaga Pelabuhan JICT 2, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). Kegiatan tersebut untuk persiapan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Anggota polisi mendirikan tenda posko di Dermaga Pelabuhan JICT 2, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). Kegiatan tersebut untuk persiapan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Antonius Lisliyanto menyarankan pemerintah untuk membuka riwayat perawatan pesawat (log book) Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak. Upaya tersebut bisa menjadi langkah awal investigasi.

"Kita harus lihat log books maintenance pesawat tersebut. Dari informasi yang saya dapat pesawat itu mengalami delay. Dari log book itu akan menjelaskan delay karena cuaca atau gangguan teknis," ujar Antonius Lisliyanto, Sabtu (9/1) malam.

Baca Juga

Ia menyampaikan secara umum data yang disimpan dalam log book berisi tanggal, tempat keberangkatan dan kedatangan, jenis pesawat, jumlah penerbangan pesawat hingga pemeliharaan pesawat. "Kalau dalam log book itu delay karena gangguan teknis, maka pesawat memang sedang tidak ready," ucapnya.

Jika karena faktor cuaca, lanjut dia, tentu pilot pesawat sudah mengetahui situasi yang akan dihadapi. Pilihannya bisa menggunakan rute alternatif untuk menghindari cuaca buruk.

"Sebenarnya pesawat dirancang untuk mampu menghadapi cuaca buruk, asalkan tidak terlalu ekstrem," kata Antonius yang juga staf pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta itu.

Seperti diberitakan, pesawat komersial Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan penerbangan SJ 182 hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1). Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement