"Seorang ulama radikal yang terkait dengan bom Bali yang mematikan dibebaskan dari penjara pada Jumat pagi," tulis The Guardian.
Abu Bakar juga dijelaskan telah menyelesaikan masa hukuman kurungan penjaranya karena telah membantu mendanai pelatihan militan di Provinsi Aceh yang dinilai The Guardian konservatif.
Lebih jauh, media Al Jazeera melaporkan, meski dikenal sebagai ulama, Baasyir juga menjadi inspirasi ideologis pengeboman di Bali pada 202 lalu.
Farihin, seorang anggota JI yang tinggal bersama Bashir di Malaysia selama beberapa tahun, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia mengunjungi ulama tersebut di penjara dua bulan lalu. Berdasarkan pemaparannya, meski Baasyir terlihat sehat secara fisik, disebut jika dirinya kesulitan mengingat nama-nama tim hukum dan teman atau kenalan lainnya. Walaupun, Fahirin menegaskan, tahun-tahun penahanan Baasyir tidak akan mengurangi efek ideologis Bashir.
“Dia masih memiliki pengaruh kuat di Indonesia. Itu sebabnya Pemerintah Indonesia sangat takut padanya. Mereka lebih mengkhawatirkan Bashir daripada Rizieq karena pengaruh Bashir jauh lebih situasional. Satu kata darinya (Bashir) dan semua pengikutnya akan bangkit. Dan dia percaya pada jihad bersenjata,” kata Fahirin menjelang pembebasan Bashir.