Selasa 05 Jan 2021 17:45 WIB

Selama Pandemi, Kunjungan ke Perpustakaan Garut Menurun

Sejak awal hingga akhir 2020 hanya sekira 10 ribu orang berkunjung ke perpustakaan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak memilih buku untuk dipinjam di Perpustakaan Desa (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anak-anak memilih buku untuk dipinjam di Perpustakaan Desa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Garut mencatat kunjungan warga ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut selama 2020 berkurang hingga 60 persen dibanding tahun sebelumnya. Tercatat, sejak awal hingga akhir 2020 hanya sekira 10 ribu orang berkunjung ke perpustakaan yang berada di Kecamatan Tarogong Kidul tersebut. 

Kepala Dispusip Kabupaten Garut, Lisnawati mengatakan, kunjungan para pembaca yang menurun disebabkan terjadinya pandemi Covid-19. Menurut dia, dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, tak terkecuali layanan pemerintahan dan kegiatan masyarakat. 

Baca Juga

"Tentu saja perpustakaan daerah yang melayani masyarakat umum juga terdampak dengan pandemi covid ini, yaitu di antaranya pengunjung berkurang," kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa (5/1). 

Ia mengatakan, pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut pada 2019 dapat mencapai sekitar 30 ribu orang. Namun, selama pandemi Covid-19 hingga Desember, tercatat hanya ini 10 ribu orang yang berkunjung ke perpustakaan itu.

Menurut Lisnawati, berkurangnya pengunjung salah satunya disebabkan adanya penutupan sementara selama pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kerumunan orang dan guna menekan penyebaran Covid-19. 

“Kami mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan buku yang penting, seperti untuk mahasiswa menyusun skripsi, penelitian. Kalau untuk yang membaca di tempat, kami tidak melayani karena ke perpustakaan itu biasanya berkerumun, jadi ngobrol,” kata dia.

Ia menambahkan, ke depan pihaknya akan mencoba untuk membuka perpustakaan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Salah satunya dengan membatasi kunjungan warga.

"Misalnya, biasa 200 per hari, kami mungkin 50 atau 20 sampai 50 orang per harinya. Pengunjung juga harus menerapkan protokol kesehatan. Terus waktunya juga mungkin kami batasi tidak lama, jadi tidak berlama-lama,” kata dia.

Lisnawati menjelaskan, banyak masyarakat yang bertanya terkait waktu dibukanya kembali Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut. Namun ia masih belum bisa memastikan. Ia mengaku masih takut jika dibukanya perpustaan akan menimbulkan klaster baru Covid-19. 

“Banyak masyarakat yang menanyakan, kapan buka. Kami takut masyarakat nanti ada kaslter baru lagi nanti di perpustakaan. Jadi untuk mencegah itu, kami hati-hati sekali dalam nanti kalau akan membuka lagi perpustakaan ini," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement