Senin 04 Jan 2021 08:31 WIB

Sang Jenderal Baret Merah tanpa Basa-basi Tancap Gas

Doni Monardo melakukan beragam strategi dan upaya menekan laju kasus positif Covid-19

Rep: Antara/ Red: Elba Damhuri
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Foto: BNPB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Muhammad Zulfikar (Antara)  

Sebagaimana diketahui, penanganan sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 di Tanah Air tidak dilakukan kala ini saja. Melainkan telah berlangsung sejak Presiden Joko Widodo membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada pertengahan Maret 2020, hal itu tertuang dalam Keputusan Presiden nomor 7 tahun 2020 yang ditandatangani pada 13 Maret 2020.

Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo yang ditunjuk sebagai ketua dan tanpa basa-basi langsung tancap gas menanganinya. Ia diberikan amanah besar oleh negara agar kasus COVID-19 di Indonesia dapat teratasi serta tidak berdampak luas sebagaimana kondisi saat ini.

Penunjukan Letjen TNI Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas oleh Presiden tentunya telah melewati berbagai macam pertimbangan. Apalagi, selama berkarier di dunia militer, jenderal bintang tiga tersebut cukup mentereng dengan segala catatan prestasi.

Sebagai contoh, Doni merupakan salah satu prajurit TNI yang sempat bertugas sebagai "tameng hidup" alias Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada dua periode kepala negara berbeda.

Pertama, ia mendapatkan kepercayaan sebagai Komandan Paspampres periode 2012 hingga 2014 yakni pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian, tugas yang sama diembannya untuk mengawal Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang terpilih pada 2014.

Tidak hanya itu, suksesor Laksamana Muda Purn Willem Rampangilei tersebut juga diketahui memiliki keahlian dalam menembak. Dua hal itu merupakan contoh dari sekian banyak tinta emas yang ditorehkan Doni dalam karier kemiliterannya.

Dengan catatan prestasi gemilang tersebut, tugas beratpun akhirnya tertumpu padanya sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19.

Disiplin harga mati

Sebagai seorang prajurit TNI, gaya kepemimpinan Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang kini telah berganti nama menjadi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 kental dengan cerminan dunia TNI.

Hampir di setiap kesempatan, jenderal berdarah Minangkabau itu selalu menegaskan bahwa disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan merupakan harga mati bagi siapa saja tanpa terkecuali.

Penegasan itu dilontarkan sang jenderal karena melihat perkembangan kasus COVID-19 yang berfluktuatif salah satunya akibat ketidakdisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir serta menjaga jarak fisik antara satu dengan lainnya.

"Kedisiplinan dari seluruh anggota masyarakat merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi agar kita bisa selamat dari ancaman COVID-19," kata dia.

Untuk menerapkan perilaku disiplin, terutama bagi masyarakat agaknya memang butuh usaha ekstra agar hal itu dapat menjadi suatu kebiasaan dan pola hidup sehari-hari.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku disiplin penerapan protokol kesehatan masih menjadi kunci untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Meskipun vaksin sudah ada, namun hingga kini vaksin Sinovac asal China yang didatangkan Indonesia sebanyak tiga juta dosis dalam dua tahapan belum memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) atau semacam izin edar dan penggunaan dari lembaga berwenang dalam kondisi darurat.

"Disiplin dan disiplin serta patuh pada protokol kesehatan, maka kita akan mampu memutus mata rantai penularan," ujar Doni yang pernah mengeyam pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan tersebut.

Bahkan pada saat vaksin COVID-19 belum ditemukan, Doni mengatakan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan secara kolektif merupakan kekuatan utama yang bisa digunakan masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus.

 

Perubahan perilaku tidak hanya ditujukan kepada masyarakat awam, namun segenap komponen bangsa juga harus bisa menjadi contoh dan menjalankannya secara kolektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement