Sabtu 02 Jan 2021 21:56 WIB

Survei: 76 Persen Responden Puas Pemulihan Ekonomi Nasional

Masyarakat yakin pemulihan ekonomi nasional bantu rumah tangga keluarga

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perajin membuat perabot rumah tangga berbahan alumunium dan seng di Pasar Kabangan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/1/2021). Pemerintah melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2021 dengan mengalokasikan dana untuk UMKM mencapai Rp48,8 triliun dan intensif usaha sebesar Rp20,4 triliun dari total Rp372,3 triliun.
Foto: ANTARA/Maulana Surya/pras.
Perajin membuat perabot rumah tangga berbahan alumunium dan seng di Pasar Kabangan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/1/2021). Pemerintah melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2021 dengan mengalokasikan dana untuk UMKM mencapai Rp48,8 triliun dan intensif usaha sebesar Rp20,4 triliun dari total Rp372,3 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei terbaru dari Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), menyebut, sekitar 76,6 persen responden puas atas upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak Covid-19. Survei yang dilakukan LKPI dalam kurun waktu 20-27 Desember 2020 itu, dilakukan dengan jumlah responden 1.225 orang. 

"Mereka merasa puas dan yakin dengan usaha PEN oleh pemerintah yang sangat membantu ekonomi rumah tangga keluarga masyarakat Indonesia akibat dampak Covid," ujar Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Sabtu (2/1). 

Namun demikian, menurutnya, masih ada sekitar 18,7 persen responden yang menyatakan tidak puas atas usaha oleh pemerintah itu. Alasannya, karena tidak ada dampak positive terhadap keadaan ekonomi rumah tangga masyarakat. Sedangkan 4,7 persen lainnya, tidak menyatakan apapun.

Lebih jauh lanjutnya, dari hasil survei juga diketahui ada sekitar 71,8 persen responden yang merasa puas dengan penanganan dan penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah. Tak hanya itu, sebanyak 81,7 persen responden juga menyatakan siap ikut program vaksinisasi Covid-19. 

Meski demikian, ketika ditanya tingkat kepercayaan pada pemerintah, mayoritas responden menyebut ada penurunan. Pasalnya, hasil survei terkait persepsi terhadap korupsi satu tahun terakhir menunjukkan setidaknya ada 61,8 persen responden yang menilai tingkat korupsi di Indonesia mengalami peningkatan.

"Hal ini juga menunjukan bahwa persepsi masyarakat terhadap upaya pencegahan dan penegakan hukum bagi pelaku korupsi semakin negatif," jelas Arifin. 

Dari hasil survei, 79,8 persen responden  menyatakan bahwa pelaku korupsi lebih dominan dilakukan oleh kader dan politisi. Khususnya, berasal dari parpol yang ada di pemerintahan dan legislative. 

Arifin menjelaskan, penentuan sample menggunakan Metode Mix-Mode. Mengingat, riset yang dilakukan di era pandemi Covid-19 ini, membatasi untuk melakukan wawancara tatap muka. 

"Karena itu Survei Jajak Pendapat ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak," jelasnya. 

Dirinya menerangkan, survei ini mengandalkan petugas wawancara yang telah dilatih untuk mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan responden pada komputer. Diketahui, margin of error survei sebesar  kurang lebih 2,8  persen dan pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement