Oleh : Deny al Asyari, Direktur Suara Muhammadiyah
Justru negara yang berhutang budi dan bergantung kepada Muhammadiyah. Lihat saja dalam menangani persoalan pandemi. Tercatat jelas, Muhammadiyah ormas nomor wahid dalam gerakannya melawan covid 19. Bagaimana tidak, ratusan Milyar dan ribuan tenaga medis, serta puluhan rumah sakit dikerahkan Muhammadiyah membantu negara. (versi menkes & survei LKSP)
Apalagi ketika Muhammadiyah berencana menarik dananya dalam jumlah yang cukup besar di perbankan syariah, yang telah dimerger oleh pemerintah menjadi bank syariah Indonesia, beberapa petinggi negara ini, mencoba melobi dan meminta agar Muhammadiyah tidak menarik dananya.
Makna dari semua ini adalah, bahwa gerakan yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah bagi negeri ini, tidak bisa diukur dengan sekedar untuk mendapatkan posisi di kabinet atau pemerintahan. Terlalu kecil kalau ukuran peran Muhammadiyah dengan sekedar posisi untuk seorang menteri, apalagi wakil menteri. Karena Muhammadiyah akan senantiasa berbuat terbaik bagi negeri ini, tanpa embel-embel.
Kalau misalnya seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan menjual idealisme, menjual wacana, menjual opini, menjual massa, tentu terserah masing-masing mereka. Namun Muhammadiyah berbuat dengan tulus untuk kemanusiaan universal, tanpa pandang agama, suku, ideologi dan daerah. Di mana ada makhluk Allah yang bernyawa, maka Muhammadiyah akan hadir sebagai wasilah hadirnya Islam rahmatan lil alamin. InsyaAllah...