3. Lubang Hitam Seukuran 100 Miliar Kali Matahari Hilang
JAKARTA — Para ilmuwan dibuat bingung dengan hilangnya salah satu lubang hitam terbesar di alam semesta. Berdasarkan pemaparan, lubang hitam supermasif di pusat gugus galaksi Abell 2261, yang diperkirakan memiliki berat antara 3 miliar hingga 100 miliar kali massa matahari, hilang begitu saja.
Mengutip digital trends Ahad (20/12) hal itu bertolak belakang dengan keadaan selama ini. Hampir setiap pusat galaksi selalu menyimpan lubang hitam supermasif. Lubang hitam ini, biasanya berskala dengan ukuran galaksi. Semakin besar galaksi, maka diperkirakan semakin besar pula lubang hitamnya.
Dalam kasus hilangnya Abell 2261, yang terletak 2,7 miliar tahun cahaya, sempat diketahui jika pusat galaksi yang sangat besar seharusnya memiliki lubang hitam supermasif yang sama besarnya. Namun anehnya, para astronom tidak dapat menemukan lubang hitam khusus ini di mana pun.
Pertanyaan hilangnya lubang hitam Abell 2261 saat ini juga tengah menjadi instrumen pelajaran berbagai pihak. Terlebih, sejak bertahun-tahun lalu, Teleskop Subaru, Teleskop Luar Angkasa Hubble, dan Observatorium Chandra X-Ray gencar mempelajarinya.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Pemulangan Diplomat Jerman yang Kunjungi FPI Disambut Baik
JAKARTA -- Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menyambut baik dipulangkannya pegawai Kedutaan Besar Jerman yang mendatangi markas Front Pembela Islam (FPI). Menurut Hikmahanto, tindakan Kedubes Jerman tepat.
"Kedubes Jerman akan segera meminta pegawai yang mendatangi Markas FPI untuk mempertanggungjawabkan ke pemerintah di Jerman. Istilah ini merupakan penghalusan dari dipulangkannya pegawai tersebut," ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/12).
Ia mengatakan tindakan Kedubes Jerman sudah tepat. Bukan karena ada tekanan dari Pemerintah Indonesia, seolah-olah kebijakannya berbalik arah.
"Namun lebih karena tindakan yang dilakukan oleh pegawai Kedubes Jerman tersebut sejak awal bukan sebagai tindakan Kedubes dan Pemerintah Jerman," kata Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu.
Baca berita selengkapnya di sini.