Selasa 22 Dec 2020 13:04 WIB

Top 5 News: Diplomat Jerman ke FPI, Saudi Pecat 100 Imam

Diplomat Jerman yang datang ke markas FPI dipulangkan Kedubes.

Laskar FPI melintas di hadapan markas DPP FPI di Petamburan, Jakarta, Rabu (21/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Laskar FPI melintas di hadapan markas DPP FPI di Petamburan, Jakarta, Rabu (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diplomat Jerman yang mengunjungi Markas FPI mendapatkan sorotan. Kedatangannya ke Petamburan membuat heboh dan dianggap sebagai tindakan yang melewati batas kewenangan suatu negara. Ia akhirnya dipulangkan Kedubes Jerman.

Berita itu pun masuk dalam jajaran top 5 news Republika.co.id, Senin (21/12). Tak hanya itu, Kedubes Jerman juga menjadi sorotan setelah statusnya di akun resmi Twitter diserang netizen. Akun yang menyoroti soal kebebasan berpendapat itu diserang warganet.

Di atas semua itu, masih ada cerita soal seorang wanita Filipina yang memeluk Islam setelah mengalami mimpi misterius selama tiga hari beruntun. Berita itu pun menempati posisi teratas berita terpopuler dalam 24 jam terakhir. Berikut daftarnya:

1. Mimpi Misterius Tiga Malam Antarkan Maria Helsa Jadi Mualaf

BANDAR SRI BEGAWAN -- Seorang wanita Filipina berusia 30 tahun yang tinggal di Brunei menjadi mualaf setelah mimpi misterius selama tiga malam berturut-turut pada bulan lalu.

 

 

Wanita bernama Maria Helsa Carriena Pan Tape itu mengatakan, dalam mimpi pertamanya, dia mendengar seseorang memanggilnya dengan nama Raihan.

 

Namun, dia tidak bisa menemukan identitas orang tersebut. Malam berikutnya, dia bermimpi berada di gereja ketika dia mendengar suara yang sama lagi.

Mimpi Misterius Tiga Malam Antarkan Maria Helsa Jadi Mualaf

Kilatan cahaya tiba-tiba mengubah pandangannya dan dia melihat wajah asing di depannya. Suara yang sama berbicara padanya pada malam ketiga.

 

Suara itu mengatakan, “Nyatakan pada dirimu sendiri bahwa kamu adalah Raihan. Kamu siap."

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Soal Status Kebebasan Ditindas, Akun Kedubes Jerman Diserang

JAKARTA -- Akun Twitter Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia, yaitu @KedubesJerman mendapat serangan dari warganet (netizen). Dalam dua cicitan terakhir, status tersebut mendapat sorotan warganet. Padahal, cicitan tersebut dibuat pada 10 Desember 2020, saat peringatan Hari Hak Asasi Manusia atau Human Rights Day.

Cicitan pertama yang paling banyak mendapat komentar warganet adalah status kebebasan berpendapat ditindas. Cicitan yang dikutip Republika pada Senin (21/12), ini sudah dirapikan menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

Aparat menyita banner Habib Rizieq Shihab saat  unjuk rasa 1812 Front Pembela Islam (FPI) di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Jumat (18/12).

"Selama krisis #Covid19, semua negara harus mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan umum, namun ini tidak berarti #HAM seperti kebebasan berpendapat dan berkumpul dapat ditindas selama pandemi. #HAM bersifat universal dan tak dapat ditawar. Demi inilah (bendera Jerman) dan mitra-mitranya bergerak #HumanRightsDay," begitu bunyi unggahan tersebut.

Adapun cicitan kedua yang mendapat komentar warganet, meski tidak sebanyak yang pertama adalah status tentang ucapan Hari Hak Asasi Manusia Dunia dari Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof. "Pada Hari Hak Asasi Manusia (10 Desember) hari ini, Duta Besar Jerman Peter Schoof menyampaikan pesannya," tulis akun @KedubesJerman.

Baca berita selengkapnya di sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement