Senin 21 Dec 2020 04:02 WIB

Warga Beri Syarat Buka Akses TPST Piyungan

Warga memblokir akses menuju TPST Piyungan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga memblokir akses menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Juru bicara warga sekitar Maryono mengatakan, pembukaan akses truk sampah akan dilakukan jika permasalahan sampah sudah diselesaikan oleh Pemda DIY. Pemblokiran akses truk sampah ini sudah dilakukan sejak Jumat (18/12) lalu.

"Kalau sudah bisa teratasi (permasalahan sampah di TPST Piyungan) mungkin warga berkenan (untuk kembali menjadi) sebagai tempat pembuangan sampah di situ," kata Maryono kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Ahad (20/12).

Baca Juga

Ia menyebut, warga sekitar TPST Piyungan sudah menyampaikan permasalahan sampah kepada Pemda DIY. Namun, hingga saat ini belum ada respons.

Warga masih memblokir akses bagi truk sampah hingga saat ini. Sebab, terjadi antrean panjang truk sampah akibat Piyungan yang sudah kelebihan kapasitas (overload).

Maryono menuturkan, pihaknya akan terus mengawal terkait kebijakan penyelesaian permasalahan sampah di Piyungan. Ia pun meminta agar Pemda DIY secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut dan mengelola Piyungan dengan baik.

Hal ini dikarenakan banyak permasalahan lainnya yang timbul akibat Piyungan yang sudah overload. Mulai dari penumpukan sampah yang mengotori bahu jalan, bahkan fogging juga tidak dilakukan, permasalahan drainase hingga kurangnya penerangan jalan di sekitar Piyungan.

"Mohon dikelola dengan baik, baik tempat pembuangannya, drainasenya, kebersihannya, semua mohon diperhatikan. Kalau (permasalahan di) tempat pembuangan sudah ready (selesai), ditambah dengan air (drainase) yang masuk ke warga sudah bisa teratasi, mungkin warga berkenan sebagai tempat pembuangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement