Selasa 01 Dec 2020 01:16 WIB

Piyungan Hanya Bisa Tampung Sampah 3 Tahun Lagi

TPA Piyungan sendiri sudah kelebihan kapasitas (overload) sejak 2014 lalu.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta, Rabu (7/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Antre Kendaraan Pembuangan Sampah. Kendaraan pengangkut sampah antre menunggu giliran membuang sampah di TPST Piyungan, Yogyakarta, Rabu (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul hanya dapat menampung sampah maksimal tiga tahun ke depan. TPA Piyungan sendiri sudah kelebihan kapasitas (overload) sejak 2014 lalu.

Ada tiga daerah di DIY yang membuang sampahnya di Piyungan. Mulai dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.

Baca Juga

"Dengan optimalisasi yang dilakukan pada sel sampah lama, diperkirakan hanya akan mampu bertahan dua hingga tiga tahun ke depan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (30/11).

Per hari, sampah yang masuk ke Piyungan mencapai 600 ton. Untuk itu, pihaknya merencanakan untuk melakukan penambahan perluasan lahan baru di sekitar Piyungan.

Perluasan lahan ini mencapai enam hektare. Sultan menyebut, pengembangan Piyungan akan dilakukan melalui skema kerja sama dengan pemerintah pusat dan badan usaha.

"Kesempatan investasi akan sangat terbuka bagi para investor. Bappenas RI didukung Technical Assistance World Bank telah melakukan pendekatan yang melibatkan berbagai stakeholder," ujarnya.

Melalui kerja sama ini, diharapkan pengelolaan sampah menjadi transfer teknologi dan sarana pengetahuan dalam upaya pengelolaan yang memenuhi kaidah lingkungan yang hijau. Pihaknya pun menggelar market sounding terkait pengembangan TPA Piyungan pada Senin (30/11) ini.

"Market sounding ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari sektor swasta, investor potensial, serta memberi pinjaman dalam bentuk kerja sama atau teknologi yang akan ditawarkan, serta potensi risiko yang mungkin akan terjadi," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement