Kamis 17 Dec 2020 05:17 WIB

Brimob Polri Latihan Tangani Bom di Depo MRT Lebak Bulus

Dalam latihan itu, Brimob Polri simulasikan skenario ancaman bom di depo MRT.

Sejumlah kereta Mass Rapid Transportation (MRT) terparkir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta. Brimob Kelapa Dua Mabes Polri bersama Polsek Cilandak dan Polsek Kebayoran Lama, berlatih penanganan bom di Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu malam.
Foto: ANTARA/reno esnir
Sejumlah kereta Mass Rapid Transportation (MRT) terparkir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta. Brimob Kelapa Dua Mabes Polri bersama Polsek Cilandak dan Polsek Kebayoran Lama, berlatih penanganan bom di Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brimob Kelapa Dua Mabes Polri bersama Polsek Cilandak dan Polsek Kebayoran Lama, berlatih penanganan bom di Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu malam. Simulasi latihan dalam rangka antisipasi terorisme tersebut dimulai dari pukul 20.00 WIB.

Dalam latihan tersebut, petugas mensimulasikan dua skenario. Mereka berlatih menangani orang yang dilaporkan mencurigakan hingga menjinakkan benda yang diduga bom yang diletakkan oleh pelaku teror di tempat transportasi publik tersebut.

Baca Juga

"Di sini kondisi kami latihan, latihan kesiapsiagaan antiterror bersama dengan Gegana Mabes Polri," kata Kapolsek Cilandak, AKP Iskandarsyah.

Dalam latihan tersebut, petugas mensimulasikan skenario setelah menerima laporan adanya orang yang mencurigakan di tempat penyimpanan (depo) MRT Lebak Bulus. Gerak-gerik orang yang mencurigakan tersebut terekam oleh kamera sirkuit pengawas tersembunyi (CCTV), lalu petugas kepolisian mengamankan satu orang pria yang mencurigai tersebut.

Sementara itu, Tim Brimob Mabes Polri yang menerima laporan adanya benda yang mencurigakan di Depo MRT Lebak Bulus, langsung bergerak menuju ke lokasi dengan mengerahkan tiga unit mobil Gegana beserta tujuh personel. Petugas Gegana dengan peralatan lengkap melakukan pengecekan terhadap benda yang mencurigakan tersebut, menggunakan alat X-Ray portabel.

Lalu petugas yang menggunakan baju 'eod 10 bomb suit', tim Gegana memutuskan untuk melakukan "distructer" atau pencerai-beraian (meledakkan). Sebelumnya, petugas mengimbau masyarakat yang ada di sekitar lokasi untuk menjauh demi keamanan, karena akan ada suara ledakan pada saat benda mencurigakan tersebut dihancurkan.

Menurut Iskandarsyah, langkah penghancuran dilakukan karena benda mencurigakan tersebut memiliki tanda-tanda menyerupai bom, ada kabel dan ada bunyi seperti yang mencurigakan.

"Jadi prosedur penjinakan bom dari tim Gegana, kami melakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi. Itu saja dari kami, sementara," kata Iskandarsyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement