Senin 14 Dec 2020 22:32 WIB

Pengamat Nilai Peluang Risma Jadi Calon Mensos Cukup Besar

Tapi dari sisi ideal penunjukan Risma sebagai Mensos kurang baik.

Rep: Febrianto Adi Saputropol/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Sosial Juliari Batubara (kanan) berbincang dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Menteri Sosial Juliari Batubara (kanan) berbincang dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut kans Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai calon pengganti Menteri Sosial (mensos) Juliari P Batubara cukup besar. Dedi menilai, setidaknya Risma sudah memiliki dua modal.

"Pertama, Risma miliki modal politik sebagai kader PDIP, dominator koalisi, sehingga tidak sulit untuk menempatkan Risma menggantikan Juliari," kata Dedi kepada Republika, Senin (14/12).

Baca Juga

Kemudian, Risma juga dinilai memiliki modal popularitas populis. Menurutnya kepemimpinan Risma di Surabaya cukup dijadikan alasan bagi PDIP dalam memilih Risma sebagai Mensos.

Kendati demikian, dari sisi ideal, ia menilai penunjukkan Risma sebagai Mensos nantinya dianggap tidak terlalu baik. Jika Presiden Jokowi memilih Risma sebagai Mensos, maka dikhawatirkan posisi Menteri Kelautan dan Perikanan juga akan kembali diisi Partai Gerindra.

"Dan ini berdampak pada kepercayaan publik ke Presiden, seharusnya terjadi rotasi agar kader parpol korupsi tidak diganti sesama kader," ujarnya.

Dedi menambahkan, menempatkan kembali sesama kader yang terjerat korupsi, berpotensi abuse of power karena dalam masa penanganan penegak hukum. Dirinya menilai ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki Mensos pengganti Juliari.

"Mensos harus dari tokoh yang punya kemapanan intelektual terkait kebijakan, juga dari kelompok non kepentingan politis, hal ini mengingat asumsi Mensos yang menjadi lumbung korupsi," tuturnya.

Selain itu, Dedi mengungkapkan, seorang menteri juga semestinya kuat dalam analisa kebijakan, sekaligus mampu mengorganisasi kebijakan agar terimplementasi dengan baik. Sementara sosok Risma sejauh ini dinilai hanya populer di tingkat teknis.

"Tokoh dengan karakter paling dekat adalah Susi Pudjiastuti, ia tidak saja menguasai teknis tetapi terbukti produktif dalam kebijakan, seharusnya Presiden tertarik pada tokoh dengan karakter Susi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement