Kamis 10 Dec 2020 22:32 WIB

Arisan Jamban Warga Dua Koto Pasaman, Inisiatif Raih Sehat

Warga Dua Koto Pasaman mengadakan julo-julo arisan jamban

Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) bersama-sama dengan pendamping PKH dan dinas sosial kabupaten Pasaman bergotong royong untuk mewujudkan kesetiakawanan sosial di Kecamatan Duo Koto, Pasaman.
Foto: Dok Istimewa
Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) bersama-sama dengan pendamping PKH dan dinas sosial kabupaten Pasaman bergotong royong untuk mewujudkan kesetiakawanan sosial di Kecamatan Duo Koto, Pasaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN— Program Keluarga Harapan (PKH) berhasil mengubah pola pikir Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, termasuk di Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.  

Dengan semangat kesetiakawanan sosial dan gotong royong mereka mewujudkan pembangunan sanitasi bersih di Nagari Cubadak dan Simpang Tonang.   

Baca Juga

Pendamping PKH Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Sumatra Barat, Rachmad Ariyo, mengatakan dengan semangat kebersamaan masyarakat dan gotong royong di kedua desa mulai mewujudkan sanitasi sehat. Perubahan pola hidup bersih KPM PKH setelah adanya Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin diadakan pendamping.  

“Dalam pertemuan tersebut diajarkan pola hidup sehat dan gizi. Materi yang diajarkan sanitasi berbasis masyakarat,” jelas Ariyo ketika menjadi Narasumber Podcast Beranda di Kemensos (10/12). 

Ariyo mengaku untuk mewujudkan pembangunan sanitasi berbasis masyarakat, pendamping PKH mengadakan arisan atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “Julo-Julo” untuk membangun sanitasi sehat yang berwujud jamban bersih.  

“Kegiatan inovasi yang dilaksanakan terhadap KPM PKH yakni Julo-Julo jamban sehat, berbentuk arisan biasa. Namun uniknya pemenang dari julo-julo dibangunkan jamban sehat,” ujar dia.  

Sebelumnya pertama sekali Program Julo-julo di cetuskan di kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman oleh pendamping PKH Dona Darni Putri dan program ini pernah mewakili Sumatra Barat dalam acara PKH Appreciation Day Tahun 2017 dan masuk nominasi.

“Pemenang julo-julo setiap bulan akan dibangunkan jamban secara gotong royong dengan adanya pembagian tugas masing-masing anggota, dengan gotong royong bisa menekan biaya seminimal mungkin, dengan perkiraan 600-700 ribu rupiah sudah bisa untuk membangun jamban sehat yang setara jamban harga 2-3 Jutaan,” jelas Ariyo. 

Sebelum dibangun jamban bersih secara arisan atau julo-julo, dikatakan Ariyo, pola hidup bersih masyakat disana memprihatinkan akibatnya banyak anak-anak yang tumbuh tidak sesuai harapan atau mengalami stunting.  

Berdasarkan data Kemensos di Kabupaten Pasaman tercatat sebanyak 12.533 keluarga terdaftar sebagai penerima bansos PKH. Dari jumlah tersebut KPM PKH Kecamatan Dua Koto sebanyak 1.728 keluarga, hampir 80 persen belum memiliki Jamban sehat sendiri. Perilaku buang air rata-rata masih ke sungai. 

“Besarnya pembuatan jamban membuat masyarakat sering melupakan kebersihan lingkungan mereka. Ini tentu berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka,” imbuhnya.

Dengan berbagai tantangan dan kendala, dikatakan Ariyo tim pendamping PKH Kecamatan Dua Koto sudah berhasil membangun 25 jamban bersih setiap bulan dari hasil kegiatan julo-julo yang dilakukan 25 kelompok. 

“Alhamdulillah sampai hari ini berkat kerjasama Tim Pendamping PKH telah terbangun 25 jamban/ bulan. Hingga hari ini telah terbangun 275 jamban,” kata dia.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement