Kamis 10 Dec 2020 12:56 WIB

Kecepatan Angin di Ciayumajakuning Capai 59 Km per Jam

Angin kencang masih berpotensi terjadi hingga Februari 2021.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Seorang petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kecepatan angin.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Seorang petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kecepatan angin.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Angin kencang melanda Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dalam sepekan terakhir. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai dampak yang ditimbulkannya karena potensi angin kencang masih terjadi.

"Kecepatan angin maksimum tertinggi sepekan terakhir mencapai 32 Knot atau 59 km per jam," ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, kepada Republika, Kamis (10/12).

Faiz menjelaskan, peningkatan kondisi kecepatan angin di wilayah Ciayumajakuning selama beberapa hari terakhir disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signfikan di wilayah selatan pulau Jawa dan utara ekuator Indonesia.

Menurut Faiz, terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah selatan Pulau Jawa mencapai 993 hPa. Sedangkan di wilayah utara ekuator Indonesia, mulai terbentuk pusat tekanan tinggi yang 1.030 hPa.

"Perbedaan tekanan yang cukup signifikan ituah yang berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di Pulau Jawa, termasuk Wilayah Ciayumajakuning," terang Faiz.

Faiz mengungkapkan, angin kencang masih berpotensi terjadi hingga Februari 2021. Pasalnya, Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan.

"Dan di Desember ini merupakan puncak dari La Nina," tukas Faiz.

Untuk itu, Faiz mengimbau, agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak yang bisa ditimbulkan. Seperti pohon tumbang, baliho roboh serta gelombang tinggi di perairan Cirebon dan Indramayu, dengan ketinggian maksimum yang mencapai 2,5 meter.

Sementara itu, gelombang tinggi telah menyebabkan kecelakaan laut pada sejumlah kapal nelayan maupun kapal tongkang di perairan Indramayu pada Ahad (6/12). Saat itu, gelombang tinggi juga disertai dengan angin kencang dan hujan lebat.

Kecelakaan itu menimpa sebuah kapal nelayan KM Harmoni Jaya 3 yang tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi di perairan Sumber Mas, Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Ahad (6/12) sore. Sempat dinyatakan hilang, seorang anak buah kapal (ABK) kapal tersebut berhasil selamat setelah berenang menggunakan tutup palka kapal, Senin (7/12).

"(Ahad) sekitar pukul 19.30 WIB, korban sampai di darat dalam keadaan lemas dan ditemukan oleh penjaga empang yang sedang memberi pakan ikan. Korban kemudian dibawa menuju gubuk untuk diberi pertolongan," ujar Komandan Kapal Pol VIII-1006 Dit Polairud Polda Jabar Pangkalan Kapal Patroli Eretan-Indramayu, Bripka Masnudin, Senin (7/12).

Selain itu, kecelakaan juga menimpa kapal KM Bima Nelayan Kerang Selam Tradisional, Ahad (6/12). Kapal dilaporkan tenggelam akibat dihantam ombak di perairan muara Cemara Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

Dua orang ABK kapal tersebut sempat dilaporkan hilang. Namun, keduanya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.

Masnudin menambahkan, kecelakaan lainnya menimpa kapal KM Safinah Najah berbobot 29 gross ton (GT). Kapal yang memiliki sembilan orang ABK itu kandas di Water Brake Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Senin (7/12).

"Atas kejadian tersebut, seluruh kru kapal selamat," ujar Masnudin.

Tak hanya kapal nelayan, sebuah kapal tongkang Persada 2571 dari perairan Patimban Pusaka Ratu, Kabupaten Subang juga terdampar hingga ke pesisir pantai Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Hal itu menyusul terjadinya cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak besar yang melanda perairan tersebut, Ahad (6/12) kemarin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement