Selasa 08 Dec 2020 15:55 WIB

Soal Vaksin Sinovac, Ini Respons BPOM 

BPOM akan kawal vaksin Covid-19 sejak kedatangan hingga ke masyarakat.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mengawal vaksin Covid-19 dari aspek keselamatan dan efektivitas sejak kedatangannya di Indonesia hingga dilakukan vaksinasi ke masyarakat. Pengawalan pada aspek keamanan dan efektivitas ini juga berlaku untuk vaksin Sinovac yang datang pada Ahad (7/12) lalu.

"Kami akan mengawal aspek mutu keamanan dan efikasi atau efektivitas atau khasiat, dimulai dari kedatangan dari vaksin itu sendiri khususnya untuk vaksin yang baru datang dari negara asalnya kemudian juga sampai di seluruh rantai adanya vaksin tersebut dimulai dari produksi dimulai dari distribusi peredarannya sampai dengan disuntikkan pada masyarakat," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dalam konferensi pers daring yang dikutip di Jakarta, Selasa (8/12).

Baca Juga

Penny mengatakan vaksin yang dikirim langsung dari China akan diperiksa oleh BPOM dan juga pemeriksaan rantai dingin atau suhu penyimpanan vaksin selama perjalanan ataupun saat disimpan dalam gudang penyimpanan. Penny menyebut bahwa suhu penyimpanan berkisar antara 2 sampai 8 derajat celcius.

Sampel vaksin kemudian akan diuji terlebih dulu oleh Bio Farma untuk menguji aspek mutu dari vaksin. Selain itu, tim penjamiman mutu BPOM juga telah melakukan inspeksi ke pabrik produsen vaksin tersebut di Sinovac China serta inspeksi pada fasilitas produksi di Bio Farma Bandung untuk memastikan vaksin bermutu dan dibuat dengan standar pembuatan obat yang baik (PBOB).

photo
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). - (MUKHLIS JR/ANTARA )

Sementara perihal keamanan dan efikasinya, kata Penny, saat ini uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac masih berlangsung di Bandung. Karena itu, pihak BPOM masih menunggu hasil uji klinis yang dilakukan.

"Sekarang adalah tahapan pengamatan setelah penyuntikan kedua yang sudah dilakukan seluruhnya kemudian kita mengamati satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan untuk mendapatkan data saintifik yang betul-betul menjamin dikaitkan dengan aspek keamanan dan khasiat dari vaksin tersebut," kata Penny.

Penny mengatakan BPOM akan mengeluarkan emergency use of authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 tersebut setelah melakukan evaluasi terhadap uji klinis yang dilakukan. Di samping itu juga mempertimbangkan kedaruratan penggunaan vaksin di masa pandemi seperti saat ini.

Dia memastikan EUA yang diterbitkan oleh BPOM merujuk pada standar-standar internasional. Evaluasi terhadap uji klinis yang selesai dilakukan juga tidak hanya dilakukan oleh BPOM, tetapi juga dengan Komite Nasional Penilai Obat dan para pakar di bidang vaksin.

Dari hasil evaluasi tersebut kemudian izin penggunaan vaksin diberikan, Penny memastikan bahwa BPOM akan terus melakukan pengawasan baik pada saat diedarkan maupun juga dikaitkan pada saat vaksinasi. BPOM juga akan mengevaluasi kembali pascavaksinasi di masyarakat apabila ada hasil-hasil yang dirasakan memberikan resiko yang besar. "Jadi aspek mutu keamanan dan khasiat akan terus dikawal oleh BPOM," kata Penny.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement