Senin 07 Dec 2020 07:51 WIB

Kota Batu Antisipasi Hadapi Lonjakan Covid-19

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Batu bertambah 51 orang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Petugas melakukan rapid test di Malang, Jawa Timur
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas melakukan rapid test di Malang, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Batu bertambah 51 orang, Ahad (6/12). Tambahan ini menggenapkan total kasus Covid-19 mencapai 953 orang.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Batu, M Chori mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Pertama, peran Satgas yang semula mengendur akan lebih ditingkatkan kembali. "Dimulai dari tingkat kota, kecamatan, dan desa/kelurahan," kata Chori kepada wartawan, Ahad (6/12).

Selanjutnya, Pemkot Batu akan memasifkan kembali gerakan 4M di masyarakat. Gerakan yang dimaksud antara lain memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menjaga imun. Lalu akan mengoptimalkan kembali operasi yustisi gabungan bagi warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Dari aspek kesehatan, Pemkot Batu akan mengintensifkan gerakan 3T (Tracing, Testing dan Treatment). Lalu,nantinya di setiap desa/kelurahan diwajibkan menyiapkan shelter untuk isolasi pasien. Lalu akan lebih selektif dalam memberikan rekomedasi kegiatan yang menghadirkan orang banyak.

"Serta pemberian rekomendasi agar lebih melibatkan pihak terkait dan terdekat mulai tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kota," kata dia menambahkan.

Saat ini, Kota Batu masih berada di zona merah atau risiko Covid-19 tingkat tinggi. Mengenai situasi tersebut, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko juga telah mengaku, jumlah kasus Covid-19 di daerahnya naik cukup siginifikan.  "Dan perlu diingat bukan dari pariwisata, tetapi dari klaster keluarga," kata Dewanti.

Dewanti mencontohkan, kasus Covid-19 di Desa Tlekung dan Desa Songgokerto. Warga yang sakit di daerah tersebut enggan dirawat di rumah sakit. Masyarakat sekitar pun menjenguknya karena belum mengetahui pasti kondisi kesehatan yang bersangkutan.

Warga yang sakit baru mau dirawat di RS setelah dalam keadaan parah. Hal ini membuatnya tidak tertolong dan meninggal sedangkan hasil tes usap (Swab Test) belum keluar. "Kemudian setelah meninggal, berturut-turut (ada yang) meninggal di Tlekung, dan ternyata karena besuk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement