REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengintensifkan pengerukan saluran drainase untuk mengantisipasi terjadinya banjir di titik-titik rawan saat hujan melanda. Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah mengeluarkan prediksi dalam beberapa hari ke depan intensitas hujan lebat terjadi di Kota Pahlawan.
"Sejak pagi hingga siang kita lakukan pengerukan saluran mulai dari perempatan Penjaringan Asri hingga Rumah Pompa Medokan Asri (UPN)," kata Eko di Surabaya, Ahad (6/12)
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya genangan di kawasan ini saat turun hujan deras, tepatnya pada Sabtu (5/12). Pertama adalah tingginya endapan lumpur di saluran yang membuat air hujan tidak tertampung, sehingga berakibat meluap ke jalan.
"Dengan intensitas hujan yang tinggi kemarin, sehingga drainase tidak mampu menampung air. Kapasitas drainase saluran berkurang, karena tingginya sedimen lumpur. Makanya kita lakukan pengerukan," ujar.
Eko menyebut, dari hasil pengerukan saluran mulai perempatan Jalan Penjaringan Asri hingga Rumah Pompa Medokan Asri (UPN), pihaknya mengumpulkan endapan lumpur sebanyak 10 dump truk. Selain lumpur, beberapa sampah seperti ban mobil bekas hingga potongan pohon pisang juga ditemukan.
Eko memastikan akan terus fokus ke beberapa kawasan yang sempat terjadi genangan air akibat tingginya curah hujan. Apabila genangan air itu bisa diatasi dengan pengerukan maka hal itu akan ditingkatkan.
Namun, jika pengerukan ini masih tidak mampu menampung air, ke depan pihaknya bakal melakukan pelebaran saluran. "Tadi Ibu Wali Kota (Risma) juga menginstruksikan di Pandugo salurannya disuruh lebarin yang di sisi rumah pompanya," kata Eko.