REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, keberadaan ekosistem di sepanjang garis pantai di Selatan Jawa penting untuk mitigasi potensi bencana tsunami. Selain dapat mengurangi dampak kerusakan, hal itu juga dapat mencegah jatuhnya korban jiwa apabila terjadi tsunami.
Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pembatas ekosistem seperti vegetasi tanaman di sepanjang garis pantai, maka dapat mereduksi energi gelombang tsunami.
Pascatsunami Pangandaran 2006 silam, Muhari beserta tim menemukan bukti sisa kerusakan ranting pohon yang diduga terhantam gelombang tsunami pada ketinggian 15 hingga 22 meter di beberapa titik Pulau Nusakambangan. Kendati banyak pohon yang rusak, namun energi gelombang diyakini menjadi melemah.
"Meski sebagian besar pohonnya hancur, tapi di belakang pohon itu energi gelombangnya sudah tereduksi. Ini yang perlu kita perhatikan sehingga keseimbangan ekosistem di sekeliling kita itu sangat penting untuk mitigasi bencana," kata Abdul Muhari dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id pada Sabtu (5/12).
Belajar dari pascatsunami Pangandaran 2006, menurut Muhari, memang masih ada dua potensi besar yang kemudian dapat memicu munculnya tsunami di wilayah Selatan Jawa di masa depan. Khususnya yang dapat berdampak pada wilayah Kabupaten Cilacap.
Adapun potensi pertama ialah zona patahan dari wilayah selatan Banten hingga Pangandaran, yang menurut Muhari dapat berpotensi memicu gempa dasar laut dengan kekuatan hingga magnitudo 8,8. "Apabila periode gempa dasar laut tersebut berlangsung hingga 30-60 detik, maka hal itu dapat dipastikan akan memicu terjadinya gelombang tsunami hingga setinggi 5 meter," ujar Muhari.
Kemudian potensi kedua menurut Muhari adalah gempa dasar laut dengan kekuatan hingga magnitudo 8,9 dengan episentrum di wilayah selatan Yogyakarta hingga Pacitan. Maka daerah Kulonprogo, Kebumen, Purworejo hingga Cilacap dapat terdampak gelombang tsunami.
"Yang sebelah barat di selatan Banten itu 8,8 (magnitudo), yang di sebelah timur ini (magnitudonya) 8,9," ujar Muhari. Muhari berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap untuk memitigasi wilayahnya dari potensi gelombang tsunami.