REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pasar Prawirotaman diresmikan pada Jumat (4/12) malam. Pasar diresmikan setelah selesai direvitalisasi yang dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Pasar ini dapat menampung ratusan pedagang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono mengatakan, pasar ini sudah beroperasi pada pekan depan. Pedagang yang mengisi pasar tersebut diutamakan bagi pedagang lama.
"Dalam beberapa hari kedepan, pedagang sudah diperbolehkan kembali beroperasi," kata Yunianto, Jumat (4/12).
Transaksi di pasar ini didorong untuk dilakukan secara digital. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pasar.
"Di tiap los pedagang akan dilengkapi dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Nantinya, konsumen cukup memindai QR Code yang sudah ada dan melakukan pembayaran secara digital sesuai nilai transaksi," ujarnya.
Melalui penerapan ini, katanya, pedagang akan semakin teredukasi terkait pemanfaatan transaksi digital. Walaupun begitu, transaksi secara non tunai juga masih dapat dilakukan.
"Namun kami berharap agar seluruh kegiatan transaksi di pasar ini diutamakan untuk transaksi digital. Tidak lagi pakai uang kertas yang bisa berpindah ke banyak tangan. Sehingga meningkatkan risiko penularan virus di masa pandemi seperti saat ini," jelasnya.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, pasar tersebut menjadi titik awal kebangkitan Kota Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19. Dengan wajah baru Pasar Prawirotaman, namun tetap mempertahankan sisi tradisional Kota Yogyakarta.
"Kita bangun sebuah pasar rakyat yang sehat dan modern, tanpa meninggalkan identitas kelokalan dan tradisi budaya Yogyakarta," katanya.
Haryadi mengajak masyarakat untuk menjaga fasilitas yang sudah dibangun tersebut. Terlebih, di masa adaptasi kebiasaan baru ini harus diterapkan secara konsisten terkait kebiasaan menjaga kebersihan pasar dan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Sebab, aspek perilaku masyarakat juga turut memberikan andil merubah paradigma pasar tradisional yang dahulu kental dengan suasana kotor, dan tidak terawat. Maka, saat ini kita memasuki era adaptasi kebiasaan baru di pasar tradisional," ujarnya.