REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil kembali menyampaikan usulannya terkait pemberian vaksin dengan memanfaatkan gedung-gedung besar. Yakni, gedung pertemuan, ruang serba guna, dan GOR bulu tangkis. Kali ini, usulan disampaikan kepada Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (4/12).
Penggunaan gedung besar, menurut Ridwan Kamil, perlu dilakukan untuk meminimalisir antrean panjang atau kerumunan masyarakat di puskesmas.
"Bahwa jumlah puskesmas yang ada tidak akan memadai, kemudian satu orang (estimasi proses pemberian vaksin selama) 45 menit juga akan membuat antrean terlalu besar sehingga mohon dibuat sebuah aturan yang lebih realistis," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat konferensi pers usai pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan di Gedung Pakuan, Jumat (4/12).
"Usulan Jabar adalah menggunakan gedung-gedung besar, (seperti) gedung pertemuan dan gedung olahraga. Mudah-mudahan itu bisa dipahami dan disetujui,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga terkait pemulihan ekonomi hingga kesiapan dan kondusivitas pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan COVID-19 di Jabar. Emil mengatakan, pembaruan data kasus yang lama kerap menimbulkan persepsi adanya lonjakan kasus dalam sehari.
"Padahal kasus lama yang baru diumumkan, jadi bukan ledakan satu hari. (Masalah) itu masih mengemuka dan kami minta pemerintah pusat menyempurnakan," kata Emil.
Selain itu, Emil menjelaskan bahwa pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan juga membahas terkait pentingnya komunikasi publik oleh tokoh masyarakat terkait vaksin. Emil pun berharap agar para tokoh masyarakat dan tokoh agama bisa memberikan edukasi atau meneruskan informasi terkait vaksinasi.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa kunjungan kerjanya ke Jabar adalah untuk berkomunikasi dan berkonsultasi secara langsung dengan gubernur terkait penanganan COVID-19 dan vaksinasi.
"Tadi juga saya diskusi dengan Pak Gubernur (Jabar), kira-kira bagaimana implementasi saat vaksin datang. Ada beberapa catatan, lama vaksinasi, menunggu setelah disuntik, hingga kapasitas puskesmas. Ini akan dikalkulasi dengan baik," katanya.
Moeldoko pun menyoroti pentingnya melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi vaksinasi. Adapun usulan menggunakan gedung besar untuk proses pemberian vaksin telah disampaikan langsung oleh Kang Emil saat mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam agenda peninjauan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis, 19 November 2020.
Sebelumnya Emil juga telah memantau langsung simulasi sistem pemberian vaksin COVID-19 yang digelar Pemda Provinsi Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Kota Depok, Kamis, 22 Oktober 2020.
Simulasi merupakan respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat. Saat itu, Kang Emil mengikuti semua rangkaian simulasi. Mulai dari screening, cuci tangan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.
Dari simulasi tersebut, Pemda Provinsi Jabar juga fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin (kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.