REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menjamin vaksin aman dan efektif untuk menciptakan kekebalan tubuh melawan COVID-19. Untuk menjamin keamanan dan efikasi atau kemanjuran vaksin, maka dilakukan berbagai tahapan mulai dari riset dan pengembangan di laboratorium hingga uji klinis tahap 1, 2, dan 3 pada manusia.
"Jadi yang paling penting buat masyarakat adalah memahami bahwa vaksin itu aman dan efektif, yang kedua vaksin itu diperlukan dalam rangka kita membangun kekebalan komunitas terhadap COVID-19," kata Bambang dalam konferensi pers virtual terkait kunjungannya ke laboratorium pengembangan Vaksin Merah-Putih di Universitas Airlangga, Jakarta, Jumat (4/12).
Menristek Bambang menuturkan kampanye tentang program vaksinasi terus berjalan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya divaksinasi. Vaksinasi diperlukan untuk menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity).
"Jadi tidak bisa kita hanya melakukan vaksin untuk kekebalan kita sendiri yang namanya vaksin dibutuhkan untuk menciptakan kekebalan komunitas jadi memang harus ada cukup banyak orang yang mengikuti vaksinasi. Pertama bukan hanya untuk kepentingan mereka sendiri tapi untuk kepentingan masyarakat secara luas termasuk tentunya kepentingan keluarga sendiri," ujar Bambang.
Menurut Bambang, yang paling penting juga masyarakat mendapat kejelasan bahwa keamanan dan efikasi vaksi itu sangat penting, oleh karenanya dilakukan uji klinis. Dia mengatakan uji klinis akan menunjukkan apakah vaksin itu aman dan efektif. Setelah diyakini aman dan efektif, maka Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku regulator akan mengeluarkan izin untuk melakukan vaksinasi.
"Kita bisa lihat nanti bagaimana uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung untuk vaksin yang kemungkinan akan digunakan pertama kali dari Sinovac China," tuturnya.