REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta terus melakukan pelacakan kontak (contact tracing) secara aktif terhadap orang-orang di lingkungan kegiatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria usai keduanya terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan pelacakan kontak erat itu, sebanyak 437 orang sudah menjalani tes usap hingga Selasa (1/12).
"Kami di Dinkes DKI Jakarta dan jajaran telah mencatat 158 orang telah dilakukan tes usap dari kontak erat gubernur dan 279 orang telah dilakukan tes usap dari kontak erat wakil gubernur, sehingga total pelacakan kontak kasus sejauh ini adalah 437 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Widyastuti dalam keterangan tertulis resminya, Rabu (2/12) malam.
Widyastuti menjelaskan, dari 158 kontak erat Anies selama periode tracing pada Selasa (1/11), hasilnya lima orang positif Covid-19. Sedangkan 111 orang lainnya negatif dan 42 orang masih menunggu hasil.
Sementara itu, dari 279 kontak erat Ariza selama periode tracing 28 November-1 Desember, hasilnya adalah 19 orang positif, 185 orang negatif dan 75 orang lainnya masih menunggu hasil. Mereka yang terkonfirmasi positif selanjutnya menjalani isolasi mandiri ataupun perawatan sesuai dengan tingkat gejala yang dialaminya.
Dia pun menegaskan, mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil pelacakan kontak tersebut tidak menentukan bahwa sumber penularannya adalah Anies ataupun Ariza. Widyastuti menuturkan, saat ini pihaknya belum menemukan kasus positif di antara mereka yang berinteraksi langsung dengan gubernur atau wakil gubernur, baik dari keluarga maupun tim kerja setelah keduanya dikonfirmasi positif.
Menurut Widyastuti, Dinkes DKI Jakarta menemukan adanya klaster terpisah pada lingkungan kerja Anies dan Ariza. "Kepada mereka yang terkonfirmasi positif sedang dalam proses penelusuran lebih lanjut. Beberapa kasus ditemukan bahwa periode penularan sebelum berinteraksi dengan gubernur dan merupakan bagian dari klaster keluarga masing-masing," jelas dia.
"Jadi kami mendata ada klaster terpisah yang ditemukan karena dilakukan tes masif di lingkungan kerja gubernur dan wakil gubernur,” lanjutnya menjelaskan.
Jadi, sambung dia, pelacakan kontak yang dilakukan Dinkes DKI Jakarta bukan menyatakan siapa yang tertular dari gubernur maupun wakil gubernur. Namun, siapa saja yang tertular bersama Anies dan Ariza.
"Sesuai dengan definisi dari Kemenkes bahwa kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19. Data kasus konfirmasi positif hasil contact tracing bukan menentukan penularnya dari gubernur maupun wakil gubernur, tapi menentukan klaster kasus yang bersamaan terjadi selama masa inkubasi Covid-19,” ungkap Widyastuti.
Di sisi lain, Widyastuti mengungkapkan, Anies dan Ariza selama ini rutin melakukan tes usap PCR minimal satu hingga dua minggu sekali. Sehingga relatif bisa terdiagnosis secara dini serta mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat.
Ia juga mengapresiasi peran serta masyarakat yang aktif melapor langsung ke puskesmas untuk dilakukan tes usap PCR bila berstatus kontak erat dengan Gubernur Anies maupun Wagub Ariza. Dia menyebut, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen penuh dalam pengendalian wabah Covid-19 di DKI Jakarta dengan melakukan kegiatan testing, tracing, dan treatment secara masif.
"Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin melalui 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan rutin dengan sabun dan air mengalir," tuturnya.