Senin 30 Nov 2020 14:09 WIB

Netty Minta BPJS Lakukan Evaluasi Pelayanan Peserta

BPJS sebagai badan penyelenggara harus memastikan program jaminan berjalan baik. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan
Foto: Dok. Pribadi
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menghadiri  kegiatan Sosialisasi Program JKN - KIS di Kota Kabupaten Cirebon Indramayu, 28-29 November 2020 ini secara daring. Dalam kesempatan itu, Netty meminta BPJS agar melakukan evaluasi pelayanan peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) agar standar kepuasan pelanggan terpenuhi. 

"Momentum akhir tahun penting dimanfaatkan untuk mengevaluasi sejauh mana pelayanan BPJS dalam  memenuhi standar kepuasan pelanggan," ujar Netty dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Senin (30/11).

Dia menyampaikan, bahwa kesehatan adalah hak rakyat yang  dijamin negara. BPJS sebagai badan penyelenggara harus memastikan program jaminan ini berjalan dengan baik. 

"Terdapat sejumlah catatan kritis untuk BPJS dalam penanganan program JKN - KIS.  Misalnya, sengkarut data NIK, akses online dan layanan faskes yang masih banyak dikeluhkan rakyat. Saya meminta BPJS agar terus melakukan perbaikan manajemen internal dan kolaborasi optimal dengan para pemangku kepentingan agar pelayanan ke depan makin paripurna" ujarnya.

Netty juga mengimbau, masyarakat agar bergotong-royong menyukseskan program JKN - KIS. "Negara belum mampu menjamin pembiayaan  kesehatan  untuk seluruh rakyat. Oleh sebab itu, tertib membayar iuran dan tertib mengikuti prosedur adalah cermin sikap gotong-royong dari seluruh rakyat," katanya.

Kegiatan sosialisasi program JKN -KIS dihadiri oleh masyarakat Kota Kabupaten Cirebon dan Indramayu dari kalangan ibu-ibu majelis taklim, guru, serta  pemuda milenial kampus dan sekolah.

Netty  juga meminta masyarakat agar menjaga kesehatan sebagai tindakan pencegahan dari jatuh sakit. 

"Kita harus mengubah paradigma kesehatan dari kuratif (mengobati) menjadi preventif dan promotif (mencegah dan mempromosikan). Apalagi di masa pandemi ini, di mana penularan Covid-19 masih tinggi dan lonjakan kasus terus terjadi. Jaga kesehatan dengan hidup lebih bersih, lebih sehat, lebih disiplin dengan menjalankan prokes 3M" ajaknya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement