Ahad 29 Nov 2020 13:51 WIB

Satgas Tinombala Buru Terduga Pelaku Kekerasan di Sigi

Kekerasan Sigi diduga dilakukan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Polisi memeriksa bangunan yang dibakar dalam serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/11/2020). Serangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) tersebut menewaskan empat orang warga, beberapa rumah warga dibakar dan mengakibatkan warga mengungsi ke tempat yang aman. Hingga kini aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala bersama Kepolisian setempat masih berupaya mengejar para pelaku.
Foto: ANTARA/Humas Polres Sigi
Polisi memeriksa bangunan yang dibakar dalam serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/11/2020). Serangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) tersebut menewaskan empat orang warga, beberapa rumah warga dibakar dan mengakibatkan warga mengungsi ke tempat yang aman. Hingga kini aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala bersama Kepolisian setempat masih berupaya mengejar para pelaku.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Satuan Tugas TNI-Polri Operasi Tinombala terus memburu terduga pelaku kekerasan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kekerasan itu diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora.

“Sekarang sedang kami pelajari dengan pengintaian kemudian lewat lain sebagainya. Kami berusaha terus mengejar mereka,” kata Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, di Palu, Ahad.

Baca Juga

Ia mengatakan personel TNI yang terlibat dalam Satgas Tinombala dilengkapi pasukan mengejar, intel, dan pasukan Satgas teritorial.

“Tugas kami adalah memperkuat pasukan Tinombala yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kapolda dan saya sebagai wakilnya. Sejauh ini menurut saya sinergitas TNI-Polri sangat efektif sehingga membuat kelompok MIT Poso terdesak sehingga mereka merasa terancam dan melakukan jalur yang lain,” katanya.

Farid pun mengimbau kepada semua pihak dan masyarakat untuk bisa bekerja sama agar perburuan terhadap kelompok sipil bersenjata MIT Poso bisa segera berakhir dan masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang. “Saya mengimbau, tolonglah masyarakat jangan lagi membantu mereka dengan menyiapkan bahan makanan, menyiapkan informasi di mana keberadaan pasukan TNI-Polri yang mengejar mereka,” katanya.

“Itu stop sudah, karena bisa dilihat bagaimana kekejaman MIT itu melakukan tindakan kekerasan, membunuh, membakar orang, merampok dan membakar rumah, itu sangat keterlaluan,” ungkap Farid.

Ia mengajak semua pihak khususnya masyarakat untuk memperkuat benteng sebagai garda bangsa bersama-sama melawan aksi yang bertentangan dengan nilai agama dan hukum ini.

“Tadi bapak Kapolda sampaikan bahwa setiap masyarakat punya sel-sel yang kalau ada gangguan bisa berhubungan satu sama lain dan lapor cepat. Ini yang selama ini tidak dilakukan masyarakat itu entah enggan atau takut. Ini jangan lagi terjadi kalau kita ingin sukses dalam operasi ini,” tuturnya.

“Kami ingin kelompok MIT ini segara diatasi secepatnya dan kita akan maksimal mengejar mereka, karena Sulteng ini ibarat punya noda hanya karena sebuah pergerakan kelompok MIT yang sebenarnya tidak ada apa-apanya,” jelas Farid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement