Jumat 27 Nov 2020 19:54 WIB

Gerindra Minta Maaf kepada Jokowi-Ma'ruf

Gerindra berharap pemerintahan tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan perdana sebagai  tersangka di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Kamis (26/11/2020). KPK sebelumnya menetapkan tujuh tersangka dalam kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Foto: RENO ESNIR/ANTARA
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Kamis (26/11/2020). KPK sebelumnya menetapkan tujuh tersangka dalam kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Itu setelah kadernya, Edhy Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan terjerat kasus korupsi.

"Kepada yang terhotmat Presiden RI Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta seluruh Kabinet Indonesia Maju, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesarnya atas kejadian ini," ujar Muzani lewat keterangan video yang diterima, Jumat (27/11).

Baca Juga

Gerindra percaya terjeratnya Edhy dalam kasus korupsi tak mengganggu jalannya pemerintahan. Ia berharap pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya.

"Pelayanan terhadap masyarakat, pembangunan seperti arahan presiden tetap berjalan sebagaimana yang direncanakan sebelumnya," ujar Muzani.

Surat pengunduran Edhy di kepengurusan juga sudah diterima DPP Partai Gerindra. Surat tersebut akan diteruskan ke ketua umum partai Prabowo Subianto.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa ini, terutama kepada masyarakat kelautan dan perikanan," ujar Muzani.

Peristiwa ditangkapnya Edhy, kata Muzani, akan Gerindra jadikan pembelajaran yang berharga. Khususnya, dalam mengelola kepercayaan masyarakat.

Gerindra juga menghormati proses hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pihaknya percaya, lembaga antirasuah itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

"Persoalan ini akan ditangani secara transparan, baik, cepat, dan pada akhirnya masyarakat akan dapat mengetahui masalah ini secara jelas duduk masalahnya," ujar Muzani.

Sebelumnya, Edhy mengakui, perbuatannya yang telah melanggar aturan, dan tu merupakan sebuah kecelakaan.

"Ini adalah kecelakaan yang terjadi dan saya bertanggung jawab atas ini semua," kata Edhy Prabowo usai konferensi pers penetapan tersangka di Jakarta, Rabu (25/11).

Edhy mengatakan, siap mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Wakil Ketua Umum Gerindra ini mengaku tidak lari dan saya akan membeberkan apa yang menjadi dan apa yang telah dia lakukan.

Menurutnya, hal tersebut menjadi tanggung jawab penuh kepada dunia dan akhirat. Dia mengaku siap menjalani seluruh proses pemeriksaan yang akan dilakukan oleh lembaga antirasuah.

"Dan saya akan jalani pemeriksaan ini insya Allah dengan tetap sehat, mohon doa dari temen-temen," katanya

photo
Tujuh Tersangka Kasus Suap Menteri Edhy - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement