REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengaku salah dalam menyebutkan tahun saat dia menyindir bacaan Anies Baswedan. Dalam sebuah unggahan foto, Gubernur DKI Jakarta itu membaca buku berjudul How Democracies Die.
Dalam sebuah pidato saat akan menyerahkan barang bukti ke Kejagung pada Selasa (24/11) komisaris jenderal polisi itu mengaku telah membaca buku karangan Daniel Ziblatt dan Steven Levitsky pada tahun 2012 lalu. Padahal, cetakan pertama buku tersebut baru terbit pada 16 Januari 2018.
"Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama tahun 2002, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa itu sudah lama," kata Firli.
Mengklarifikasi hal tersebut, Firli mengaku keliru menyebut buku yang dibaca Anies dengan buku lain berjudul Why Nation Fail. Buku karangan Daron Acemoglu dan James A. Robinson ini memang diterbitkan 20 Maret 2012.
Dia pun sekaligus mengklarifikasi kalau dia telah membaca buku Why Nation Fail pada 2012 bukan 2002. Dia mengakui bahwa dirinya telah salah menyebut tahun 2012 dengan 2002 saat membaca buku tersebut.
"Tadi pagi saya menyampaikan kalau pak Anies baca How Democracies Die. Saya juga liat bahwa ada yang baca buku Why Nation Fail. Saya pernah baca buku Why Nation Fail tahun 2002, bukan How Democracies Die. Maksudnya, saya baca Why Nation Fail tahun 2012. Buku ini yang saya maksud," kata Firli saat dikonfirmasi.
Dia mengaku, membaca cetakan pertama buku tersebut pada 2012 saat terbit di Inggris menggunakan bahasa setempat. Firli mengungkapkan, buku tersebut saat ini masih dia simpan di perpustakaan pribadinya.
"Betul, buku Why Nation Fail yang saya maksud yang saya sudah baca tahun 2012," katanya.