Rabu 18 Nov 2020 07:16 WIB

Bangun Desa, Kemendes PDTT Perbanyak Peran Perempuan

Memberdayakan perempuan berarti memberdayakan sebuah bangsa.

Rep: amri amrullah/ Red: Hiru Muhammad
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi mengungkapkan peran perempuan dalam kepemimpinan di program pembangunan desa akan srmakin diperbanyak. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Selasa (27/11).
Foto: istimewa
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi mengungkapkan peran perempuan dalam kepemimpinan di program pembangunan desa akan srmakin diperbanyak. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Selasa (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi mengungkapkan peran perempuan dalam kepemimpinan di program pembangunan desa akan srmakin diperbanyak. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Selasa (27/11).

Kunjungan kerja Budi Arie ke Desa Bengle untuk melihat situasi dan kondisi desa yang dipimpin oleh kepala desa perempuan yaitu Lia Amelia. “Ini kunjungan saya karena saya janji sama Bu Kades waktu acara minggu lalu di Grand Sahid, Jakarta, ketika diskusi tentang SDGs Desa soal isu perempuan atau desa ramah perempuan,” jelasnya dalam keterangan pers Kemendes PDTT.

“Saya bilang sama Ibu Amel (Kepala Desa Bengle), saya datang. Saya mau lihat desa yang dipimpin oleh kades perempuan itu seperti apa sih,” katanya.

Dalam sambutannya, Ia mengaku senang bisa melakukan kunjungan ke Desa Bengle. Budi Arie mengatakan, pada SDGs Desa terdapat satu poin yang fokus dalam isu-isu perempuan atau kesetaraan gender. Ia optimis dengan adanya poin berkesetaraan gender dalam SDGs Desa, dapat menjadikan pembangunan yang bernuansa ramah terhadap perempuan bisa terwujud.

Budi Arie kemudian mengatakan, kalau memberdayakan perempuan berarti memberdayakan sebuah bangsa. Ia berharap, kepemimpinan perempuan baik sebagai kepala desa, camat, bupati, gubernur bisa membawa perspektif tentang pembangunan yang ramah gender.“Saya selalu berimajinasi, kalau lihat kadesnya perempuan pasti desanya lebih bersih dan lebih ramah. Karena kalau ramah terhadap perempuan, pasti ramah terhadap anak,” jelasnya.

Ia meyakini kalau desa yang dipimpin perempuan pasti mampu memberikan cinta bagi desa dan warganya seperti ia mencintai anak-anaknya. “Jadi cinta itu alami, tapi kebencian itu diajarkan. Karena itu saya harapkan ini, terus terang kunjungan ke desa Bengle ini sekaligus saya juga ingin menggelorakan kepemimpinan perempuan di desa-desa seluruh Indonesia,” ucapnya.

Menurut data di Kemendes PDTT, dari 74.953 desa di seluruh Indonesia baru sekitar 6.500 desa yang kepala desanya dipimpin perempuan. “Jadi kurang dari 10 persen. Sama seperti di Karawang, dari 297 desa, baru 20 kepala desanya perempuan. Kalau bisa 30 persennya perempuan jadi kepala desa di Karawang,” tegasnya.

Wamendes PDTT, Budi Arie mengajak perempuan untuk terlibat menjadi kekuatan ekonomi desa, bukan hanya jadi kekuatan sosial masyarakat. “Selama ini kita selalu berpikir bahwa perempuan sebagai kekuatan sosial masyarakat. Menurut saya, saatnya sekarang perempuan harus menjadi kekuatan ekonomi,” ujar dia.

Setelah memberikan sambutan, Wamendes PDTT Budi Arie kemudian berdialog dengan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pengelola Bank Sampah, Kelompok Wanita Tani (KWT), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), pengelola Dana Sosial Masyarakat (DASOMAS), UKM, Koperasi dan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Desa Bengle.

Setelah dari kantor desa Bengle, Budi Arie kemudian meninjau Industri Produksi/Budidaya Maggot. Budidaya Maggot merupakan salah satu Best Practice Keterlibatan Perempuan di Desa Bengle.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement