Senin 16 Nov 2020 22:56 WIB

Kemendikbud Belum Izinkan Simulasi Sekolah Tatap Muka Bekasi

Pemkot Bekasi berencana gelar simulasi sekolah tatap muka di Bulan Desember

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyatakan izin menggelar simulasi sekolah tatap muka menunggu jawaban Kemendikbud
Foto: Republika/Uji Sukma Medianti
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyatakan izin menggelar simulasi sekolah tatap muka menunggu jawaban Kemendikbud

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi berencana menggelar simulasi sekolah tatap muka bulan depan. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu balasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan izin digelarnya simulasi.

"Kan kita sedang buat surat lagi ke pak menteri, kalau pak menteri patokannya ada pada zona wilayah," jelas Pepen, sapaan akrabnya di Bekasi, Senin (16/11).

Saat ini, kata dia, pihak pemerintah pusat melihat layak atau tidak digelarnya simulasi sekolah tatap muka dari zona merah di wilayah tersebut. Namun, Pepen beranggapan jika pengendalian kasus juga tak kalah penting untuk dipertimbangkan.

"Dia (Kemendikbud) masih ngeliatnya secara zona, kalau kita lihatnya secara pengendalian. Kalau pengendalian kan berapa yang bisa dikendalikan tapi kalau zona satu kelurahan ada satu dianggap merah ya itu engga boleh," terangnya.

Sementara itu, Ketua Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah, menuturkan, hingga hari ini pihaknya belum mendapatkan surat balasan dari Kemdikbud. "Kita menunggu hasil dari Kemendikbud dengan tim dengan kesehatan juga, KPAI, satpol PP kemudian camat," ujar dia.

Adapun, berdasarkan website resmi Pemerintah Kota Bekasi, angka kasus Covid-19 di wilayah ini kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Secara kumulatif, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Kota Bekasi mencapai 8.053 kasus.

Total konfirmasi kasus baru per Senin (16/11) bertambah 283 kasus dibandingkan satu hari sebelumnya. Jumlah kasus aktif yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri mencapai 570 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement