Selasa 10 Nov 2020 21:48 WIB

Maret-November, 282 Dokter dan Perawat Wafat Akibat Covid-19

Dokter yang meninggal akibat Covid-19 hingga kini 159 orang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga November ini, sebanyak 282 dokter dan perawat meninggal akibat Covid-19.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga November ini, sebanyak 282 dokter dan perawat meninggal akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah tenaga medis Tanah Air yang meninggal dunia akibat virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) kembali bertambah. Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan lebih dari 200 tenaga medis terdiri dari dokter dan perawat gugur akibat Covid-19.

Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi mengatakan, sejak Maret hingga November ini, terdapat total 282 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Baca Juga

"Rinciannya terdiri dari 159 dokter, sembilan dokter gigi, dan 114 perawat," ujar Adib saat dihubungi Republika, Selasa (10/11).

Ia memperinci, dokter yang wafat tersebut terdiri dari 84 dokter umum, 73 dokter spesialis, serta 2 residen yang berasal dari 20 IDI Wilayah (provinsi) dan 71 IDI Cabang (kota/kabupaten). Adib memaparkan, menurut data provinsi, jumlah kematian dokter tercatat paling banyak terjadi di Jawa Timur (36 dokter).

Kemudian disusul DKI Jakarta (26 dokter), Sumatera Utara (24 dokter), Jawa Barat (12 dokter), Jawa Tengah (11 dokter), Sulawesi Selatan (tujuh dokter), Banten (enam dokter), Bali (lima dokter), dan Kalimantan Timur (lima dokter). Kemudian Aceh (lima dokter), Riau (empat dokter), Kalimantan Selatan (empat dokter), Sumatera Selatan (tiga dokter), Kepulauan Riau (tiga dokter), DI Yogyakarta (dua dokter), Nusa Tenggara Barat (dua dokter), Sulawesi Utara (dua dokter), Papua Barat (satu dokter), Sumatera Barat (satu dokter), Bengkulu (satu dokter), dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.

"Dalam situasi pandemi saat ini, para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya. Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan," kata Adib.

Adib menambahkan, para tenaga medis ini muncul setiap hari untuk melawan virus corona, bahkan sering kali dengan membahayakan kesehatan mereka dan keluarga mereka. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawa. Oleh karena itu, paling tidak yang bisa masyarakat lakukan adalah mematuhi protokol kesehatan dan memberikan dukungan moral dan mental.

Hal itu diharapkan bisa membantu mereka melewati krisis saat ini dan seterusnya. Pihaknya juga berharap, pemerintah turut mengapresiasi pengorbanan setiap tenaga medis dan kesehatan yang terlibat dalam penanganan Covid-19 ini dengan memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan dari negara.

"Baik kepada tenaga medis dan kesehatan yang masih menjalankan tugasnya, maupun yang sedang dirawat, dan juga yang sudah wafat," katanya.

Dia menambahkan, apresiasi dari pemerintah dan masyarakat merupakan booster dan vitamin untuk meningkatkan ketahanan mental para tenaga medis dan petugas kesehatan.

photo
Pasien berbohong ke dokter (ilustrasi) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement