REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyiapkan strategi menghadapi fenomena La Nina. Pemkot melakukan normalisasi sungai dan saluran air di wilayah itu guna mencegah banjir.
"Semua OPD terkait untuk bersama-sama mengantisipasi dampak dari fenomena alam di mana telah diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) pusat maupun Kota Palu bahwa akan terjadi peningkatan curah hujan dimulai dari Oktober 2020 sampai Februari 2021," kata Sekretaris Kota Palu Asri, Kamis (5/11).
Ada beberapa anak sungai yang sering banjir dan mengancam warga yang bermukim di sekitarnya. Sebab, sebagian sungai belum ada tanggul pengaman.
Selain mengeruk sungai yang telah terjadi pendangkalan, nantinya juga akan dibangun tanggul pengaman di sisi kiri dan kanan sungai. Itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana.
Begitu halnya, beberapa saluran air dalam kota sedang diperbaiki kembali karena banyak yang sudah rusak sehingga airnya sering meluap ke jalan dan juga rumah penduduk.
Palu, kata Asri selama ini termasuk rawan banjir kiriman. Sebab, ada beberapa sungai yang bermuara menjadi satu dengan Sungai Palu.
Karena itu, warga perlu waspada sebab sering terjadi banjir kiriman. Banjir kiriman sering meluap ke permukiman warga yang berada di dataran rendah dalam wilayah Kota Palu.
Berdasarkan rapat koordinasi antara Pemkot Palu dengan pihak BMKG setempat disampaikan bahwa fenomena La Nina masih mengancam wilayah Sulteng, termasuk Kota Palu dalam beberapa bulan ke depan.Selain curah hujan yang tinggi, juga disertai petir dan angin kencang seperti yang terjadi pada pekan lalu yang mengakibatkan banyak pepohonan tumbang dan juga atap rumah warga rusak.