Kamis 05 Nov 2020 03:30 WIB

Gubernur Jabar: Bencana Tiga Sampai Empat Kali Sehari

Sebanyak 60 persen bencana hidrologis Indonesia berada di Jabar.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau pasukan saat apel Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Alam di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2020). Apel gabungan yang diikuti TNI, Polri, BPBD, PMI, SAR, Relawan tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana memasuki perubahan iklim di wilayah Jawa Barat.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau pasukan saat apel Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Alam di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2020). Apel gabungan yang diikuti TNI, Polri, BPBD, PMI, SAR, Relawan tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana memasuki perubahan iklim di wilayah Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan setiap tahun bencana di Jabar terjadi antara 1.000 sampai 2.000 kali. Jika dibagi 365 hari, maka terjadi tiga sampai empat kali sehari.

"Sebanyak 60 persen bencana hidrologis Indonesia berada di Jabar. Oleh karena itu, kami menginstruksikan semua pihak untuk tidak memfokuskan pada respons ketika bencana terjadi, tetapi juga bagaimana mengantisipasi," kata Ridwan Kamil seusai Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (4/11).

Baca Juga

Hal itu bertujuan menekan potensi munculnya kerugian berupa harta maupun korban jiwa. Pria yang akrab disapa Kang Emil mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Koordinasi perlu dilakukan semua pihak, mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan, sampai TNI/Polri, diperkuat.

Potensi bencana hidrometeorologi di Jabar, khususnya Jabar bagian selatan, meningkat akibat adanya fenomena La Nina. La Ninamerupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai minus satu derajat celcius atau lebih. Dampaknya, terjadi peningkatan curah hujan.

"Saya menitipkan kepada Kepala BPBD, Kapolres, dan Dandim, yang berada di selatan Jawa Barat untuk segera menyiapkan skenario. Pertama, bagaimana peringatan dini harus berfungsi," katanya.

"Lalu, evakuasi harus disimulasikan. Bagaimana masyarakat memberhentikan kegiatan, kemudian melakukan evakuasi ke sebuah tempat yang aman. Simulasi evakuasi ini harus segera dilaksanakan," ujarnya.

Pemda Provinsi Jabar juga menyiapkan cetak biru berbudaya tangguh bencana (resilience culture province). Budaya tangguh bencana itu akan ditanamkan kepada seluruh warga melalui pendidikan sekolah sejak dini hingga pelatihan.

"Kita harus dapat memitigasi potensi korban, melakukan edukasi preventif, dan responsif pada saat terjadi bencana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement