Selasa 03 Nov 2020 23:24 WIB

IPB dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Teken MoU

Rektor IPB mengharapkan agar kerja  sama ini bisa terjalin lebih luas lagi.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (kanan) dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kart Pekerja (MPPKP), Denni Puspa Purbasari.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria (kanan) dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kart Pekerja (MPPKP), Denni Puspa Purbasari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP), Selasa  (3/11) di Agribusiness and Technology Park (ATP) Dramaga, Bogor. Kerja sama ini dilakukan dalam rangka evaluasi dan monitoring pelaksanaan program kartu prakerja.

Denni Puspa Purbasari, direktur eksekutif MPPKP mengatakan, kartu prakerja merupakan program yang sangat besar yang tak mungkin semua hal dikerjakan sendiri. Karenanya pihaknya menilai perlu untuk menggandeng IPB University dalam hal monitoring dan evaluasi program ini. Salah satunya melakukan pengecekan evaluasi terhadap layanan yang dijanjikan oleh mitra penyedia pelatihan di platform program prakerja, apakah sesuai atau tidak.

“Saat mitra akan bergabung, kita sudah lakukan asesmen. Tentu setelah bergabung juga perlu kita cek lagi, apakah mereka benar-benar memberikan apa yang dijanjikan kepada publik, silabusnya, instrukturnya, waktu dan lain sebagainya. Sehingga,  meski banyak pihak yang skeptis terhadap program ini karena disajikan secara online, namun kita bisa tetap memberikan sesuatu yang maksimal,” kata Denni Puspa dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Lebih lanjut ia mengatatakan, program kartu prakerja memang sudah skeptik sejak lahirnya. Ditambah peluncurannya dilakukan di masa pandemi. Namun demikian, pihaknya menyebut kalau program ini diharapkan dapat menjadi jaring pengaman sosial. Bedanya, jika bantuan sosial lain hanya memberikan bantuan uang tunai, program kartu prakerja mengharuskan penerima bantuan untuk menyelesaikan setidaknya satu pelatihan yang tersedia.

“Di masa Covid-19 ini kita dipaksa agar semua bisa dilakukan online. Kartu prakerja merupakan program pertama yang end to end secara digital. Digital merupakan jalan melayani Indonesia secara cepat dan egaliter. Kita sudah membuktikan dalam waktu tiga bulan program ini berjalan, peserta kartu prakerja sudah mencakup seluruh kabupaten kota di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Prof Arif Satria mengharapkan agar kerja  sama ini bisa terjalin lebih luas lagi. Jika pandemi berakhir dan pelatihan dari program prakerja juga bisa dilakukan secara offline, ATP IPB University bisa menjadi inspirasi dan tempat yang tepat sebagai learning centre atau pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat) pertanian. Hal tersebut juga didukung dengan pembangunan asrama yang rencananya dilakukan tahun 2021.

“Jadi masyarakat yang ingin belajar usaha tani sayur-sayuran, buah-buahan atau tanaman hias bisa belajar di sini. Khusus untuk buah kita siapkan di Tajur dan Sukamantri dengan total 60 hektar, dengan aneka buah. Ini supaya setelah dari sini, banyak dari mereka termotivasi untuk buka usaha,” kata Prof Arif.

Ke depan, rektor IPB University berharap agar ATP bisa menjadi kiblat percontohan bagi perguruan tinggi pertanian yang ada di Indonesia melalui lima aspek yakni riset, pendidikan, pengabdian masyarakat terutama petani, bisnis dan wisata. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement