Rabu 04 Nov 2020 00:16 WIB

Marak Begal Sepeda, Polisi Berjaga di Jalan Protokol Jakarta

Polisi pun telah membentuk tim khusus sebagai upaya pencegahan.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana menyampaikan rilis kasus begal pesepeda di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/11/2020). Polda Metro Jaya berhasil mengungkap 6 kasus begal pesepeda periode September hingga November 2020 dengan jumlah tersangka sebanyak 10 orang.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana menyampaikan rilis kasus begal pesepeda di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/11/2020). Polda Metro Jaya berhasil mengungkap 6 kasus begal pesepeda periode September hingga November 2020 dengan jumlah tersangka sebanyak 10 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi begal terhadap pesepeda semakin marak terjadi di Jakarta akhir-akhir ini. Polisi pun telah membentuk tim khusus sebagai upaya pencegahan.

Untuk melihat antisipasi yang dilaksanakan aparat, Republika menelusuri sejumlah jalan protokol di Jakarta pada Selasa (3/11) pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Tampak 12 polisi berjaga di lima jalan protokol di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Di Jalan Merdeka Timur dan Jalan Merdeka Utara, tampak tak ada polisi yang berjaga. Sedangkan di Jalan Merdeka Barat, tampak lima polisi berjaga di pinggir jalan dengan mengenakan seragam dan menunggangi sepeda motor.

Selanjutnya, di Jalan MH Thamrin tampak dua polisi berjaga. Di jalan Sudirman ada tiga polisi. Di Jalan Sisingamangaraja tampak hanya ada satu polisi.  Sedangkan di Jalan Panglima Polim tampak tak ada satupun polisi. Terakhir di Jalan RS Fatmawati Raya, tampak hanya ada satu polisi.

Faith Arighi Arsyadi (26 tahun), warga yang hampir setiap hari melintasi Jalan Fatmawati Raya, mengatakan, aparat kepolisian menjaga jalan tersebut hanya pada pagi dan sore hari. Itupun jumlahnya sangat sedikit.

"Palingan ada polisi waktu pagi dan sore itu cuma dua atau tiga orang," kata Faith kepada Republika, Selasa (3/11).

Zarni Nugraha Saputra (26), warga yang kerap joging di Jalan Sudirman hingga Thamrin, justru menyebut di dua ruas jalan itu jarang ada polisi yang berjaga. Setidaknya begitulah yang ia amati ketika joging sebanyak tiga kali dalam dua pekan terakhir.

"Sabtu (31/10) kemarin saya joging sekitar jam 8 sampai 10 malam di Jalan Sudirman sampai Jalan MH Thamrin. Jujur saja, nggak ada saya lihat polisi berjaga," kata Zarni.

Zarni, yang juga kerap bersepeda di Jakarta Pusat, mengaku, dirinya masih takut untuk kembali bersepeda di Ibu Kota. "Saya tidak sepedaan lagi setelah ada berita begal sepeda di Jaksel dua pekan lalu. Sampai sekarang saya masih takut," kata dia.

Kendati polisi sudah membentuk tim khusus anti begal sepeda, Zarni tetap saja belum berani untuk menggowes di Jakarta. Selain masih minimnya jumlah aparat yang berjaga, ia juga semakin cemas bakal jadi korban begal sepeda lantaran kerap bersepeda sendirian. "Saya berharap sih penjagaanya ditingkatkan supaya kita nyaman bersepeda lagi," ujarnya.

Polda Metro Jaya diketahui telah membentuk tim khusus untuk mengungkap dan mencegah aksi begal sepeda pada 27 Oktober lalu. Setelah dibentuk, sudah tujuh pelaku begal sepeda yang dibekuk. Selain pengusutan, aparat juga dikerahkan untuk berpatroli di jalan yang rawan seperti Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) diketahui juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Begal pada 22 Oktober. Satgas serupa juga dibuat Polres Metro Jakarta Pusat (Jakpus) pada 27 Oktober.

Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, sejauh ini sudah terdapat 14 orang yang melapor sebagai korban begal sepeda. Pelaku begal sepeda diketahui kerap mengincar pesepeda yang sendirian. Pelaku tak pandang bulu saat melancarkan aksinya. Bahkan, seorang perwira dari Korps Marinir TNI AL turut jadi korban ketika bersepeda di sekitar Monumen Nasional (Monas) pada 26 Oktober pagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement