Selasa 03 Nov 2020 12:26 WIB

Labuan Bajo Harus Mampu Jadi Destinasi Wisata yang Aman

Destinasi wisata Labuan Bajo harus mampu menjadi destinasi yang aman dan nyaman.

Salah satu pemandangan di Labuan Bajo.
Foto: dokpri
Salah satu pemandangan di Labuan Bajo.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara  Timur (NTT), Josef Nae Soi mengatakan aspek penunjang keamanan dan keselamatan di destinasi wisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat perlu terus dibenahi. Karena daerah wisata unggulan itu harus menjadi destinasi yang aman bagi setiap pengunjung.

“Sebagai bagi siapa saja yang datang berwisata ke daerah ini,” katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (3/11).

Baca Juga

Josef Nae Soi juga mengatakan telah menegaskan hal ini saat mempimpin rapat koordinasi di Labuan Bajo pada Senin (2/11) terkait persiapan masyarakat dalam rangka kegiatan simulasi keamanan yang akan digelar di Labuan Bajo pada 12 November 2020.

Menurut dia, Labuan Bajo sebagai daerah wisata super premium dengan destinasi wisata Taman Nasional Komodo yang sudah mendunia harus mempersiapkan aspek keamanan dan kenyamanan secara optimal.

Untuk itu, kegiatan simulasi keamanan dan keselamatan yang akan digelar ini sangat penting karena merupakan uji coba yang pertama. Hasilnya akan diterapkan di seluruh daerah wisata super premium lainnya di Indonesia.

“Sebagai destinasi wisata super premium tentu tuntutan utamanya adalah aspek keamanan dan keselamatan. Bayangkan jika kita tidak mempersiapkan diri maka akan berakibat lebih fatal," katanya.

Karena itu dia merasa berkepentingan untuk langsung ke Labuan Bajo untuk melakukan rapat bukan hanya sekedar koordinasi. Tapi rapat kolaborasi dalam upaya mewujudkan destinasi yang aman dan nyaman.

Lebih lanjut, Josef Nae Soi mengatakan, pemerintah provinsi dan kabupaten sudah mulai melakukan berbagai persiapan dalam rangka menyambut kegiatan simulasi keamanan dan keselamatan di Labuan Bajo. Ia menyebutkan salah satunya berkaitan dengan mempersiapkan tanda-tanda mitigasi bencana yang memenuhi standar internasional dan minimal tertulis dalam enam bahasa internasional. Serta dibutuhkan juga sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki kompetensi.

“Kita juga akan merumuskan secara jelas apa yang dipersiapkan oleh pemerintah provinsi dan Kabupaten Manggarai Barat serta apa yang dilakukan pemerintah pusat agar tercipta kolaborasi dan sinkronisasi,” katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement