REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung 2020 bukanlah ajang untuk membangun permusuhan. Benar, bahwa antarpeserta saling berlawanan untuk tampil menjadi pemenang dalam Pilkada Kabupaten Bandung tidak bisa terelakan.
Kesepakatan untuk tidak bermusuhan di tengah kontestasi Pilkada Kabupaten Bandung dibangun oleh pasangan nomor urut 1 (Nia-Usman) dan nomor urut 2 (Yena-Atep). Pertemuan Calon Wakil Bupati Bandung dari pasangan NU Pasti Sabilulungan, Usman Sayogi, dan Budi Arisandi (suami Yena Masoem) menjadi indikator positif dalam budaya politik di Kabupaten Bandung.
Kedai kopi dekat gerbang Tol Soroja, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, menjadi saksi pertemuan keduanya (Usman dan Budi). Tidak berlebihan jika fakta itu perlu menjadi contoh bagi peserta Pilkada Serentak 2020 di sejumlah daerah.
Keduanya sepakat untuk tidak bermusuhan dalam Pilkada Kabupaten Bandung. Kesepakatan status hubungan yang dibangun oleh keduanya, yaitu sekadar menjadi lawan. ‘’Jika menjadi lawan dalam Pilkada, maka begitu status lawan akan berakhir juga seiring dengan jadwal pertandingan (pilkada),’’ ujar Usman Sayogi seusai pertemuan dengan Budi Arisandi di Kecamatan Soreang, Senin (2/11).
Kedua pihak itupun tidak sungkan untuk mengutarakan komitmennya untuk saling bahu-mambahu dalam membangun Kabupaten Bandung. Usman mengaku, antara No 1 dan No 2 sepakat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Bandung.
‘’Siapapun yang menang, kita akan bahu-membahu memajukan Kabupaten Bandung. Karena antara kita bukan musuh,’’ tambahnya. Kata dia, membangun Kabupaten Bandung harus dengan bahu-membahu. Sebab, tutur dia, kemajuan Kabupaten Bandung adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya sekelompok orang.
Dijelaskan Usman, pertemuan dengan Pak Budi tidak fokus membahas soal Pilkada. Situasi harmoni itu, menurut Usman, lebih pada pembicaraan tentang masa depan Kabupaten Bandung. Pada pertemuan itu, ungkap dia, sama sekali tidak saling menonjolkan kandidat.
Diakui Usman, Pilkada adalah sebuah proses menuju kesempatan untuk mengabdi kepada daerahnya. Dia berharap, hubungan harmoni antara peserta Pilkada sebaiknya terjadi pula di daerah lain. Dirinya bersama pasangnnya (Kurnia Agustina) sudah berkomitmen untuk menciptakan budaya politik yang damai.
Komitmen budaya politik yang damai dan sejuk itu, sambung dia, dipastikan akan dicontoh oleh para pendukung dan tim pemenangan. ‘’Kami selalu ingatkan kepada relawan, tim kampanye, dan simpatisan NU Pasti Sabilulungan untuk menciptakan budaya bersahabat dengan tim lawan,’’ tandasnya.