REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Hingga saat ini, masyarakat di Jabar masih ada yang belum terpasang aliran listrik. Saat ini, warga Jabar yang masih belum memiliki listrik sebanyak 204.608 kepala keluarga (KK).
Menurut Direktur Niaga dan Managemen Pelanggan PLN Bob Saril, PLN Jawa Barat saat ini melayani hampir 15 Juta Pelanggan dengan penambahan sebanyak 357 Ribu pelanggan selama tahun 2020. Sehingga, Rasio Elektrifikasi menjadi 99.5 persen.
"Memang di Jabar masih ada yang belum teraliri listrik. Oleh karena itu, untuk mendukung peningkatan Rasio Elektrifikasi, PLN juga memberikan bantuan CSR PLN Peduli dan Bina Lingkungan sebesar Rp 300 Juta Rupiah kepada Dinas ESDM Jawa Barat untuk penyambungan 365 pelanggan (Instalasi, SLO, dan Biaya Penyambungan) melalui PLN Jawa Barat," ujar Bob Saril pada peringatan Hari Listrik Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 dengan tema “Listrik Masa Depan, Untuk Jawa Barat, Juara Lahir Batin”, Senin (2/11).
Bob menjelaskan, PLN pun mendukung salah satu program Gubernur yaitu peningkatan konsumsi energi listrik per kapita dengan target 1.693 kWh/Kapita pada tahun 2025. Posisinya, pada 2019 telah tercapai 1.032 kWh/Kapita yang pencapaiannya lebih tinggi dari konsumsi listrik per kapita secara Nasional.
PLN Jawa Barat, kata dia, telah berhasil mencatatkan pertumbuhan konsumsi energi listrik sebesar 3 persen sampai triwulan I 2020. Tapi akibat terjadinya Pandemi COVID19, telah terjadi penurunan konsumsi energi listrik sebesar -1.9 persen pada triwulan II dan III. Penurunan konsumsi energi listrik terbesar terjadi di kelompok pelanggan industri -11.7 persen dan di kelompok pelanggan bisnis sebesar -4.4 persen.
Sedangkan di kelompok pelanggan Rumah Tangga, kata dia, justru mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 10.9 persen. Namun, di dua bulan terakhir telah terlihat tren yang semakin membaik di seluruh kelompok pelanggan.
“Dengan kondisi tersebut, kami berharap konsumsi energi listrik dapat bertumbuh lagi di sektor pelanggan Rumah Tangga, dengan dukungan Pemprov melalui Konversi Kompor Gas ke Kompor Induksi, perubahan menuju Electrifiying Lifestyle dan penggunaan Eco Moving,” papar Bob Saril.
Untuk meningkatkan penggunaan kompor induksi di masyarakat, kata dia, PLN juga selalu mensosialisasikan hal tersebut pada tiap kesempatan. Bahkan, hingga saat ini PLN telah membagikan sebanyak 5.965 Kompor Induksi kepada berbagai komunitas di masyarakat Jawa Barat.
Sementara ntuk mendukung kebutuhan masyarkat menuju perubahan ke Electrifiying Lifestyle, kata dia, PLN juga telah menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) sebanyak 471 titik tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat dan 1 Unit (Stasiun Penyedia Kendaraan Listrik Umum) SPKLU di Gedung Sate ini untuk mendukung penggunaan Eco Moving.
Masih dalam upaya mendukung peningkatan konsumsi listrik per kapita, kata dia, menyambut Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia PLN telah mengadakan Program Promo Super Wow bagi pelanggan Rumah Tangga, dimana pelanggan cukup membayar sebesar Rp 170.845 sudah dapat menikmati Perubahan Daya sampai dengan 5.500 VA (dari harga normal Rp 4.893.450).
Pada program tersebut, kata dia, PLN Jabar telah mendapatkan penghargaan sebagai Unit dengan pencapaian terbesar se-Indonesia dengan realisasi sebanyak 76.856 pelanggan yang mengikuti Program Promo Super Wow. Disamping untuk pelanggan Rumah Tangga, PLN masih memberikan kesempatan yang sama untuk pelanggan Bisnis dan Industri melalui Program Promo Merdeka Diskon Perubahan Daya 75 persen sampai dengan 16.500 VA untuk UMKM dan IKM sampai dengan 31 Oktober 2020.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PLN Jawa Barat Meresmikan Stasiun Pengisian Listrik Kendaraam Umum PLN di Gedung Sate.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sekarang elektrifikasi sudah 99,5 persen. Kenapa masih ada 0,5 persen yang belum memperoleh pasokan listrik karena itu ada di puncak gunung. "Manusia bermukim di dusun-dusun yang curam dan susah maka saya sedang tugaskan dizaman saya kalau bisa 100 persen dengan inovasi yang mungkin bukan PLN tapi dengan sesuatu lain apakah dengan solar sell atau di dusun ditemukan angin kalau teknologinya ada," papar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil ini.
Jadi, kata Emil, tantangannya memang ada disitu. Definisi elektrifikasi sendiri, bukan semuanya oleh PLN. "Dengan kendala geografis kita cari inovasi-inovasi lain untuk listrik. Tapi kalau PLN bisa ya alhamdulillah tapi kalau melihat realita nya tidak sesederhana ini. Mudah-mudahan, 2 tahun lagi bisa 100 persen," katanya.