REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur panjang akhir Oktober yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi angin segar bagi pedagang fesyen di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Mereka berharap adanya kenaikan omzet penjualan hingga 70 persen.
“Tentu saja kami para pedagang sangat berharap pasar menjadi ramai saat libur panjang. Sebenarnya sulit memasang target karena pasar ramai saja kami sudah senang,” kata Ketua Paguyuban Adem Ayem Pasar Beringharjo Bintoro di Yogyakarta, Jumat (30/10).
Hanya, lanjut dia, pedagang tetap berharap adanya kenaikan omzet penjualan sebesar 50 sampai 70 persen dibanding hari biasa. Menurut dia, pandemi Covid-19 Yogyakarta yang terjadi sejak Maret memberikan pukulan yang sangat berat kepada pedagang fesyen di Pasar Beringharjo sisi barat.
“Banyak pedagang yang tidak bisa berkutik selama beberapa bulan di awal masa pandemi. Saat ini pun, sebenarnya omzet harian belum bisa kembali stabil seperti sebelum pandemi,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, pedagang di Pasar Beringharjo Barat sangat berharap libur panjang akhir Oktober menjadi semacam pengganti untuk kondisi pasar yang sepi akibat pandemi. Pada libur panjang akhir Oktober, pedagang fesyen di Pasar Beringharjo Yogyakarta menyiapkan sejumlah koleksi yang sedang digemari konsumen, yaitu setelan bermotif sibori.
“Setelan bermotif sibori berwarna cerah cukup banyak diminati dan dicari konsumen. Pedagang pun berusaha mencari barang dengan kualitas baik supaya tidak mengecewakan konsumen. Kondisi kios juga ditata rapi supaya menarik,” katanya.
Sedangkan untuk harga, Bintoro memastikan, harga yang ditawarkan ke konsumen adalah harga yang wajar dan tidak ada kenaikan meskipun sedang libur panjang. “Mau dijual pas libur panjang atau hari biasa, harganya tetap sama. Tidak ada kenaikan. Sekali lagi, kami sudah merasa senang jika kondisi pasar ramai,” katanya.
Ia menyebut, geliat pedagang fesyen di Pasar Beringharjo sudah mulai dirasakan dalam beberapa pekan terakhir dengan kenaikan jumlah pengunjung dari luar Kota Yogyakarta. “Memang belum banyak seperti sebelum pandemi. Tetapi ini adalah awal yang baik. Mudah-mudahan, kondisinya terus membaik dan pengunjung bertambah banyak,” katanya.
Keramaian di Pasar Beringharjo Yogyakarta di masa libur panjang akhir pekan tidak hanya terjadi di zona penjualan fesyen dan souvenir atau oleh-oleh saja tetapi juga di beberapa lapak kuliner. Guna memudahkan wisatawan, transaksi jual beli di Pasar Beringharjo bisa dilakukan secara nontunai menggunakan e-wallet atau kartu uang elektronik. Transaksi tersebut juga merupakan upaya untuk meminimalisasi kontak dengan orang lain.