REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puluhan organisasi, komunitas, dan relawan membentuk Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin yang dideklarasikan pada Hari Sumpah Pemuda. Tujuan utama gerakan tersebut adalah untuk meningkatkan literasi dan mencegah informasi hoaks soal vaksin Covid-19.
“Perlu ada gerakan civil society dari kelompok masyarakat sipil untuk mendorong supaya masyarakat itu memperoleh informasi yang benar dan akurat,” ujar Koordinator Kawan Vaksin, Iswanto dalam acara deklarasi secara virtual, Rabu (28/10).
Ia menjelaskan, upaya pemerintah menanggulangi penyebaran Covid-19 dengan mendorong pelaksanaan vaksinasi menemui kendala. Hasil riset yang dilakukan Lapor Covid-19 bersama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menunjukkan, sekitar 69 persen masyarakat Indonesia ragu bahkan tidak bersedia divaksin dengan vaksin yang dikembangkan Biofarma-Sinovac.
Padahal, menurut Kawan Vaksin, pemahaman masyarakat akan berpengaruh pada kesuksesan implementasi dari vaksin. Khususnya saat ini adalah kebijakan pemerintah perihal vaksinasi pencegahan Covid-19.
“Mari kita mendorong di momentum Sumpah Pemuda ini gerakan Kawan Vaksin yang nanti bermanfaat untuk mendorong literasi dan partisipasi masyarakat tentang vaksin,” ujar Iswanto.
Vaksin dinilai sebagai salah satu cara agar Indonesia keluar dari masalah pandemi Covid-19. Sehingga nantinya dapat kembali memulihkan kehidupan masyarakat di sektor ekonomi, kesehatan, sosial, dan politik.
“Kita perlu bergerak sebab di situasi ini dukungan moril sangat diperlukan agar Indonesia dapat melaksanakan vaksin massal yang menjadi syarat utama keberhasilan vaksin,” ujar Iswanto.
Selain mengedukasi masyarakat soal vaksin, Kawan Vaksin juga akan mengkampanyekan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M). Sebab, pola hidup bersih dan sehatlah yang terpenting dalam mencegah Covid-19.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK), Ardiansyah Bahar menyambut baik gerakan Kawan Vaksin. Dirinya mengatakan kehadiran Kawan Vaksin dibutuhkan di Indonesia untuk bersama-sama, dengan tenaga kesehatan, pemerintah dan segala lapisan masyarakat, memastikan strategi vaksinasi yang diterapkan berhasil.
“Kawan Vaksin sangat dibutuhkan sebab penerimaan masyarakat terhadap vaksin masih rendah. Hal ini disebabkan karena masih ada yang tidak percaya keberadaan Covid-19. Atau khawatir jika disuntikkan vaksin malah menimbulkan penyakit, serta ada kelompok antivaksin yang menolak vaksin karena menganggap haram,” ujar Ardi.