Senin 26 Oct 2020 18:02 WIB

Alat Pendeteksi Covid-19 Siap Diuji di Sembilan RS Indonesia

Uji diagnostik ditargetkan selesai dalam waktu tiga pekan.

Rep: my32/my33/ Red: Fernan Rahadi
Petugas menunjukkan alat tes cepat COVID-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas menunjukkan alat tes cepat COVID-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan bahwa alat pendeteksi virus Covid-19 atau yang biasa disebut dengan GeNose siap uji diagnostik ke sebanyak sembilan rumah sakit. Alat tersebut bisa mendeteksi virus melalui embusan napas di mana hasilnya akan keluar dalam waktu kurang dari 2 menit.

"Alat ini akan mendeteksi keberadaan virus melalui norofaring yang bekerja untuk mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC), semacam senyawa yang diproduksi dari hasil metabolisme virus," papar salah satu peneliti GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra, dalam acara Kick Off Penelitian Uji Diagnostik GeNose di RSUP Dr Sardjito, Senin (26/10).

Dian menjelaskan sembilan rumah sakit yang terlibat dalam uji diagnostik tersebut adalah RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara DIY, RSLKC Bambanglipuro, RSA UGM, RST Soertarto, RST Soedjono di Magelang Jawa Tengah, RSUD Syaiful Anwar di Malang Jawa Timur, dan RS Bhayangkara Jakarta.

"Kami menargetkan uji diagnostik akan selesai dalam waktu tiga pekan di sembilan rumah sakit. Total sampel yang diuji akan mencapai 1.500 sampel. Masing-masing rumah sakit sekita 200 sampel. Jika sehari 20 sampel (tiap rumah sakit) maka dalam tiga minggu akan tercapai," ujar Dian.

Cara kerja GeNose dengan mengidentifkasi sampel napas yang diambil melalui sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisal (AI) untuk deteksi Covid-19. Dengan penggunaan AI, maka alat akan semaki terlatih dan hasilnya akan lebih akurat pada saat mendeteksi. 

"Jadi kita menguji mesin dengan otaknya sekarang untuk mempermudah dalam mendeteksi pasien Covid-19 secara akurat," kata Dian.

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr Rukmoni Siswishanto menyampaikan apresiasi kepada Tim Penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) atas penelitiannya dalam membuat alat pendeteksi Covid-19. Diharapkan alat  ini bisa membantu kalangan medis untuk mempemudah tata cara pelayanan.

"Dengan adanya alat ini akan menjadi sangat terbantu, mudah-mudahan kalau ini memberikan hasil yang bagus, Insyaa Allah akan merubah tata cara pelayanan yang menjadi lebih baik lagi," ujar dr Rukmoni.

Tim peneliti Dr Kuwat Triyana mengungkapkan pada akhir November mendatang pihaknya menargetkan bisa memproduksi seratus lebih unit GeNose. "Mudah-mudahan akhir November sudah bisa menghasilkan produk GeNose sebanyak 120-200 unit," ucapnya.

Untuk tarif per tes menggunakan GeNose, ia mengungkapkan bahwa pihaknya masih berkonsultasi. Harapannya, bisa dipatok dengan harga serendah mungkin agar dijangkau semua kalangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement